Posted on Leave a comment

[Bukan Resensi]  Buku Maksud Politik Jahat

Hari ini, Ahad, 31 Mei 2020, telah mendarat buku baru yang saya pesan lewat toko daring. Tiba lebih cepat dari perkiraan saya.

Judulnya “MAKSUD POLITIK JAHAT Benedict Anderson tentang Bahasa dan Kuasa” karya Joss Wibisono, yang diterbitkan oleh Penerbit Tanda Baca. Catatan ini bukan resensi. Resensinya pernah di tulis oleh Bung (dibedakan dengan “bung”) Made Wirya.

Bukan resensi, karena memang saya belum membaca keseluruhan karya tulis ini. Baru membaca sana-sani, untuk menilai apakah saya perlu melanjutkan atau tidak. Sesuai petunjuk yang saya ingat untuk membaca inspeksional.

Judul, pengantar, daftar isi, daftar pustaka dan indeksnya, sinopsis atau blurb di sampul belakang, judul bab, lembar demi lembar, di sana dan di situ, satu dua alineia, beberapa halaman berturut-turut. Bahkan inti buku di Bab 5, Bab paling panjang dan baru saya baca judulnya. Karena di resensi Bung Made Wirya sudah disinggung.

Buku setebal 156 halaman dengan dimensi 13 x 20 cm ini menarik. Seharusnya sekali duduk, atau paling tidak dua tiga kali duduk selesai. Secara ukuran tidak besar, tidak akan membuat capai untuk mengangkatnya. Cocok dibaca tanpa meja. Bisa dibaca di bawah pohon, sambil minum kopi atau teh. Bahasanya ringan. Jarang sekali saya harus mengulang membaca kalimat yang sama.

“Sekadar Pengantar”, saya baca hingga lunas. Disini biasanya bagian buku yang  menarik. Metode penulisan, dan inspirasi bagi pembaca bisa muncul. Saya bukan main senangnya, bahwa buku ini ditulis dari tulisan pendek. Semakin memotivasi saya. Sekaligus, secara gamblang disampaikan tidak perlu urut dalam menikmatinya.

Semua tentang Benedict Richard O’Gorman Anderson (1936-2015), sahabat penulis. Mungkin kata “sahabat” tidak cukup untuk menggambarkan hubungan mereka. Ben Anderson seorang pakar Asia Tenggara, khususnya Indonesia, Filipina, dan Siam.

Setiap bab ada daftar pustakanya sendiri. Mungkin karena memang ditulis secara terpisah.

Terdapat dua ejaan Bahasa Indonesia di buku ini, EYD dan ejaan Suwandi [ataoe Soewandi?] ( – 1972). Terdapat kutipan bahasa asing, Inggris dan Belanda, tapi saya suka, ada terjemahannya. Kecuali halaman persembahan, berbahasa Belanda: Aan mijn beide ouders in dankbaarheid en dierbare  herinnering; “untuk kedua orang tua saya dalam syukur dan ingatan yang berharga”. Terjemahan oleh Google.

Kesimpulan dari membaca inspeksional saya adalah, saya perlu melanjutkan membaca karya Joss Wibisono ini.

(Wiyanto Sudarsono)

Posted on Leave a comment

Burung 2.15

Gambar: thegorbalsla.com

Ramadan telah usai. Bulan syawal sudah berjalan selama seminggu. Ada satu hal yang saya ingat selama Ramadan. Teringat karena jarang melakukan atau mengamati di hari dan di bulan biasa. Kejadian yang saya dengar selalu ketika bangun malam, untuk sahur.

Kicauan burung. Alhamdulillah, di sekitar rumah tempat saya tinggal banyak burung. Perkutut, pipit, kutilang, dan mungkin masih ada lagi yang saya tidak tahu namanya.

Setiap kali bangun untuk makan sahur, saya selalu didahului suara burung itu. Kicauan yang paling keras nampaknya dari kutilang.

Saat menjelang subuh atau selepas azan subuh, kicauan burung itu bersaing dengan suara dari masjid atau musala sekitar.

Kicauan burung itu, mengingatkan saya dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang menyatakan bahwa burung pun bertasbih. Tapi saya tidak hafal di surat apa dan ayat berapa. Saya berselancar sebentar untuk menemukan ayatnya. Lewat google.com. Ketemu, di rumaysho.com: Faedah Surat An-Nuur ayat 41: Ternyata Burung dan Benda Mati Salat dan Bertasbih

Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) ibadah dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (QS. An-Nuur: 41)

MasyaAllah wa Subhanallah, burung pun bertasbih.

Saya pun secara tidak sadar merenung-lalu kemudian sadar dan lahirlah catatan ini-. Apakah itu tasbihnya burung kepada Allah?

Burung sudah bertasbih, dan saya belum bangun. Padahal itu malam-malam ramadan. Saya bangun, dan burung sudah bertasbih, sekian lama.

Pada suatu waktu, saya melakukan riset kecil. Ternyata Burung di pepohonan perumahan mulai berkicau sekitar pukul 2.15 WIB (waktu android, lokasi Gresik). 

Jika malam kami di Gresik sepanjang 9 jam 33 menit (17.19 – maghrib- sampai 04.14 – subuh-), maka sepertiganya adalah 3.11 menit. Maka pukul 1.03 adalah dimulainya sepertiga malam terakhir.

Pukul 2.15 adalah dimulainya 2/3 dari waktu sepertiga malam terakhir. Apakah itu waktu terbaik? Sehingga burung yang kita nilai miliki keterbatasan akal, diberi ilmu oleh Allah untuk memulai tasbihnya?

Sedangkan kita, sering kali berkicau tanpa suara, di media sosial. Entah jam berapa. Atau berapa jam lamanya. Semoga kicauan kita bernilai kebaikan. Sehingga kita tidak kalah dengan burung kutilang.

Semoga kita termasuk orang-orang yang mengambil pelajaran.

(Wiyanto Sudarsono)

Posted on Leave a comment

Penjual Kepercayaan

Seri ke-15, Serial Menang Jualan di Sektor Pertanian

Mata uang yang berlalu di manapun, di sektor apapun adalah Kepercayaan (Trust). Yang juga merupakan aset dan modal berharga, mungkin yang paling berharga bagi seorang penjual.

Jika kita, sebagai penjual telah dipercaya, kita akan dicari pelanggan. Jika sebaliknya (tidak bisa dipercaya), kita akan dijauhi, dibenci, dan dilupakan. Kecuali, kita masih punya janji yang belum dipenuhi. Kita akan diingat dan dicari, tapi dalam situasi yang negatif.

Kepercayaan ini sebenarnya banyak kita diskusikan di Serial Jualan dengan Karakter. Tapi kita akan diskusikan kembali. Agar tetap pada harapan saya, untuk membaca dan memahami satu serial, tanpa harus membaca serial sebelumnya.

Bisnis = Kepercayaan

Saat kita menawarkan atau menjual suatu barang, sebenarnya kita menawarkan diri kita untuk dinilai oleh konsumen. Apakah kita bisa dipercaya atau tidak.

Jika konsumen percaya pada saat kita melakukan proses penjualan, mereka akan membeli. Kepercayaan mereka akan terjaga, jika produk dan layanan sesuai janji kita.

Perlu kita ingat, saat ini informasi begitu terbuka. Kita sebagai penjual bukan satu-satunya sumber informasi produk. Calon pembeli kita, sebelum membeli atau ketika mendapatkan informasi dari kita, mereka bisa melakukan pencarian tentang penilaian, testimoni, dan advokasi dari pengguna sebelumnya. Baik tentang produk ataupun tentang kita, sebagai penjualnya. Lewat daring (online) , atau lewat komunitas mereka.

Jika kepercayaan kita pernah cedera, habis sudah kita. Karena itu, jangan sekali-kali berbohong, berjanji manis, dan cara tidak etis untuk mendapatkan penjualan. Bahkan hanya sekedar berkelit (grey lie).

Kejujuran, Kepercayaan, itu sangat mahal. Tapi jika sudah cedera, karena kebohongan – meskipun kecil-, atau janji yang tidak ditepati, maka tebusannya lebih mahal dan lebih besar. Hilangnya kepercayaan kepada kita adalah yang pasti terjadi. Ditambah lagi dengan rusaknya citra jenama (brand) produk kita, bahkan citra perusahaan secara keseluruhan.

Hati-Hati Berjanji

Saya berkali-kali mengingatkan soal janji dari penjual di sektor pertanian. Soal hasil panen yang mungkin didapatkan. Berikan yang realistis. Jangan muluk muluk.

Dalam pertanian, begitu besar faktor yang diluar kendali kita. Itu karena pertanian adalah seni dasar kehidupan – selain kesehatan dan pendidikan-.

Dalam pertanian, kita bisa melakukan apapun. Yang terbaik sekali pun. Bibit atau benih sudah yang terbaik, air cukup, pupuk jelas dan berkualitas. Kendati demikian, hasilnya bukan kita yang tentukan.

Dua pohon ditanam dengan metode yang persis sama, perlakuan yang nyaris sama, tapi hasilnya akan berbeda. Itulah seni. Bisa sama dalam cara, tapi beda dalam hasil dan rasa.

(Wiyanto Sudarsono)

Posted on Leave a comment

Semangat Tim

Seri ke-14, Serial Menang Jualan di Sektor Pertanian

Gambar : steemit.com

Mari kita saling menyemangati. Sebagai sebuah tim, antar anggota harus saling memberikan semangat. Bukan sebaliknya, nggembosi -melemahkan semangat-. Ini untuk semua jenis tim. Bukan hanya untuk tim penjualan di sektor pertanian.

Saling berbagi dalam berbagai keadaan, senang maupun susah. Tim juga harus selalu memupuk rasa percaya diri antar anggota. Kita tidak boleh merendahkan diri anggota lainnya. Termasuk, jangan rendah diri.

Selain rapat mingguan, bulanan, atau tiga bulanan, tim juga perlu pergi bersama. Bisa belanja atau makan bersama, olah raga bersama, untuk meningkatkan kebersamaan.

Hindari diskusi yang melemahkan semangat. Kurangi menggunjing yang hanya untuk kesenangan dalam menggunjing, bukan diskusi untuk mencari solusi. Abaikan gosip, fokuslah pada tujuan bersama. Jika ada berita yang perlu dikonfirmasi kepada anggota lain atau pimpinan, katakanlah atau tanyakanlah. Jangan digosipkan, digunjing, atau kembangkan, sehingga semangat pribadi dan tim jadi lemah dan ambyaaar.

Evaluasi dan Perbaikan

Evaluasi dan perbaikan, bukan saling menyalahkan. Koreksi, bukan menghakimi. Kita harus mampu membedakan hal-hal ini. Tanpa evaluasi kita akan tersesat. Kita pikir telah sesuai arah yang benar, ternyata menjauh dari tujuan.

Evaluasi untuk tim dan pribadi, dilakukan untuk mengawal kinerja, dan perkembangan dari waktuke waktu. Evaluasi juga mencakup kemampuan, keberhasilan, dan perbaikan yang perlu dilakukan. Kita diskusikan hasil evaluasi ini dengan anggota tim. Termasuk kompetensi apa yang perlu ditingkatkan, juga permasalahan yang perlu diselesaikan.

Sebagai ilustrasi, target tim penjualan pupuk kita bulan ini adalah 10 miliar rupiah. Sampai tanggal 25 baru mencapai 65 persen. Dengan capaian pupuk tunggal baru 1 Miliar (harusnya minimal 2 miliar). Kita bisa evaluasi, pelanggan atau kios pertanian mana yang bulan ini belum melakukan pembelian. Bagaimana proses pengawalan terhadap pelanggan tetap kita ini? Yang sudah mengambil, ada di angka berapa? Apakah kita memiliki prospek baru yang bisa di dekati?

Termasuk, berapa kios yang sudah kita kunjungi bulan ini? Berapa petani besar yang melakukan pembelian. Jangan sungkan mengakui, bahwa kita bulan ini kurang agresif. Tentu langkah yang bisa ditempuh adalah meningkatkan kunjungan, sehingga dapat meningkatkan keberhasilan (effective call).

Tukar Pikiran

Membangun tim tidak mudah. Tidak instan. Ada empat tahap untuk tim menjadi solid dan produktif.

Dimulai dari pembentukan tim (forming). Anggota tim baru saling kenal. Kemudian muncul konflik (tahap storming), sifat anggota tim mulai terlihat. Seiring waktu berjalan, rapat rutin, penetapan tujuan, komunikasi, saling motivasi, tim mulai bisa bekerja sama (norming). Masing-masing anggota tim sudah mengakui kelebihan dan kekurangan. Baru Tim akan menjadi solid, produktif, dan berkinerja baik (performing). Tapi hati – hati bisa juga setelah konflik Tim jadi buyar, bubar.

Karena itu, dibutuhkan tukar pikiran. Agar anggota tim dapat sepemahaman. Bahwa, tim penjualan – dan promosi- ini terdiri dari pikiran yang berbeda. Tapi tujuan dapat sama.

Tim yang solid tidak bisa instan. Yang penting ada kemauan dan kepekaan untuk maju dan bergerak bersama. Tentu kemajuan tim perlu dilihat juga. Jika tim kita belum sempurna, belum ideal, kita tetap bisa bersama, dengan perbaikan, selalu ada harapan.

Karena itu dalam bahasa Inggris disebut TEAM, Together Everyone Achieves More. Kerja sendiri-sendiri, masing-masing dapat sedikit. Kerja bersama, masing masing dapat lebih banyak. Bersama kita bisa. Seperti jari-jari tangan kita. Tidak sama ukuran dan tingginya. Tapi bekerja sama, tanpa mengeluh untuk apa ia bekerja.

(Wiyanto Sudarsono)

Posted on Leave a comment

Akan Diuji

“Seseorang akan diuji karena atau dengan keimanan yang dimiliki, atau harta yang dikuasai, atau ilmu yang diperoleh dan telah dipelajari, atau anak-anak dan istri yang dicintai, atau kedudukan, jabatan, yang diperjuangkan. Baik dengan keberadaan atau dengan ketiadaannya. Diuji, apakah akan bersyukur atau bersabar”.

Para penghuni goa (ashabul kahfi) diuji Allah karena keimanannya.

(mantan) Penyihir firaun diuji karena keimanannya. Pemuda, rahib, orang dekat raja, penduduk kota, ibu dan bayi dalam kisah pembuat parit (ashabul ukhdud) diuji karena keimanannya.

Nabi Nuh diuji dengan anaknya. Nabi Zakariya diuji dengan (terlambat mendapatkan) anak.

Nabi Luth diuji dengan istrinya. Nabi Ayyub diuji dengan (hilangnya) anak-anak dan hartanya.

Pemilik dua kebun diuji Allah dengan anak-anak dan hartanya.

Qarun diuji dengan hartanya. Haman (menteri firaun) diuji dengan ilmunya.

Dzulqarnain diuji Allah dengan kedudukan dan ilmunya.

Nabi Sulaiman diuji dengan ilmu, kekuasaan dan hartanya.

Semoga kita mampu menjadi hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala yang senantiasa bersyukur dan mampu bersabar.

(Wiyanto Sudarsono)

Posted on Leave a comment

Hampir Seperti Ulama

Orang yang ahli dalam dalam hal atau dalam pengetahuan agama Islam. Itulah makna ulama berdasarkan KBBI.

Ulama pada zaman dahulu, dan zaman sekarang pun, tentu memiliki dan menguasai perbendaharaan ilmu yang luar biasa. Al-Quran yang jumlah ayatnya 6.236 tentu telah dihafalkan. Beserta dengan penguasaan makna, hukum, hikmah, dan pengamalannya.

Hadis-hadis Rasulullah pun juga demikian. Bahkan, saya pernah baca seorang ulama hafal puluhan ribu, atau ratusan ribu hadis. Beserta jalur riwayatnya. Termasuk Hukum-hukum yang dapat diambil dari hadis-hadis tersebut.

Ulama tentu tidak sekadar hafal atau tahu ilmu tersebut. Tapi juga beramal, berbuat sesuai dengan ilmu yang dikuasainya tadi. Sesuai Al-Quran dan hadis. Itulah ulama rabbani.

Karena ilmu dan amal yang banyak, setiap persoalan akan ada ilmunya dari Al-Quran dan hadis, atau dari makna yang terkandung di dalamnya. Jika muncul suatu permasalahan, seolah-olah akan tergambar dihadapan mereka (para ulama) firman Allah atau sabda Rasulullah. Sebagai solusi dari permasalahan itu. Dengan mudah mereka bersikap sesuai dengan tuntunan. Alangkah indahnya.

Dunia Saat Ini

Bagi kita, atau khususnya saya, saat ini fasilitas kita dapat membuat kita “seperti ulama”. Betapa tidak, setiap waktu, ada ilmu baik dari Al-Quran, Hadis Rasulullah, atau perkataan Sahabat-Sahabat Rasulullah, maupun perkataan dan pendapat ulama terdahulu berseliweran di mata kita.

Jika ada permasalahan muncul sudah ada jawabannya. Jika ada hari tertentu atau waktu tertentu, muncul pengingatnya. Bahkan, kadang tanpa diminta. Muncul begitu saja, mengingatkan yang terlupa. Memberitahu yang tidak tahu. Membangunkan jiwa dan pikiran yang tertidur.

Itu untuk permasalahan umum. Syaratnya, hanya mengikuti grup-grup media sosial keislaman. Untuk permasalahan pribadi, kita tinggal ketik di mesin pencari. Bahkan ada mesin pencari khusus keislaman. Masya Allah.

Kita bisa-bisa hampir seperti ulama, dalam hal munculnya ilmu dan peringatan. Mereka – para ulama- mempelajari ilmu bertahun lamanya. Sehingga Ilmu menjaga mereka. Berbeda dengan harta, Kota yang menjaga harta. Kita cukup memiliki gawai dan sedikit kemauan untuk bergabung di grup media sosial keislaman.

Ini adalah nikmat bagi kita di zaman ini. Sekaligus peringatan, agar kita tidak mengatakan, “Tidak ada yang datang kepada kami baik seorang pembawa berita gembira maupun seorang pemberi peringatan.”

Sungguh, telah datang kepada kita pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Berbentuk orang, tim, admin, yang senantiasa membagikan peringatan dan pengingat itu melalui gawai kita.

Semoga kita termasuk yang mau mendengarkan peringatan, perintah, dan larangan. Dan semoga Allah memberi kita hidayah mengikuti agama-Nya yang lurus.

(Wiyanto Sudarsono)

Posted on 1 Comment

Idul Fitri: Momen Terbesar Seasonal Marketing

Edisi Spesial Idul Fitri

Kalender Program : Materi pelatihan daring, Safari Ramadhan

Alhamdulillah, kita bisa memasuki idul fitri 1441 H, tahun 2020. Semoga kita semua dalam keadaan sehat.

Memasuki Idul fitri kali ini saya teringat dengan salah satu edisi majalah pemasaran terkemuka di Indonesia. Judulnya -kalau tidak salah- Every Day is Seasonal Marketing.

Ya, hampir setiap hari, selalu ada saat atau momen yang dapat kita rayakan. Tentu saja, dapat kita manfaatkan untuk melakukan kegiatan pemasaran dan penjualan. Tahun baru, hari raya, peringatan tertentu, seperti hari pendidikan, kebangkitan nasional, dan lain lain.

Di antara hari – hari tersebut, saya menilai, idul fitri, bahkan sejak sebulan sebelumnya – ramadan- adalah momen musiman (seasonal) terbesar di Indonesia.

Idul fitri merupakan hari saya umat Islam. Agama terbesar di Indonesia. Idul fitri dan ramadan juga memiliki waktu yang panjang. Sangat cocok untuk waktu pemasaran dan penjualan. Pas satu bulan lebih sedikit. Atau bisa kita tarik sampai dua bulan.

Saat itu, adalah saat dimana program promosi dilakukan. Program jangka pendek, dengan hasil maksimal. Bahkan bisa menjadi capaian bulanan terbesar. Untuk produk FMCG, pakaian, jelas akan memanfaatkan itu. Terlebih lagi produk yang iklannya muncul hanya saat momen itu, sirup.

Bahkan, gerai pakaian gunung memiliki program khusus ramadan. Beli satu, dapat satu gratis.

Bagaimana dengan produk sarana produksi pertanian? Seingat saya, – agak lupa- pernah ada jenama (brand) yang menggunakan momen ini. Seingat saya dengan penjualan bundling (paket) dengan harga khusus. Saya tidak ingat pasti produk dan brandnya.

Tapi relatif jarang. Tapi saya pikir perlu. Sangat perlu. Sayang jika momen puasa dan lebaran ini, lewat begitu saja. Tanpa ada program pemasaran dan penjualan yang melibatkan momen tersebut. Terlebih lagi momen lebaran di tanggal tua seperti saat ini.

Saat ramadan dan lebaran, sebagian sumber daya – keuangan- rumah tangga petani, tentu akan dialokasikan untuk momen itu. Kue, baju baru, zakat, dll. Nah, dengan adanya program promosi kita bisa ajak petani untuk mengalokasikan bagi kepentingan usaha taninya.

Program untuk petani misalnya, pembelian pupuk dan pestisida senilai satu juta rupiah, dapat kemeja baru, atau baju koko baru, atau sarung baru. Cukup beli pupuk, petani tidak perlu beli baju atau sarung baru. Tentu bajunya jangan di beri merek di bagian luar. Brand kita letakkan di dalam. Agar tidak menjadi baju spanduk, yang membuat petani enggan memakai saat lebaran.

Bahkan lebih luas lagi, kita bisa jadwalkan program promosi kita sesuai dengan kalender momen atau musim musim tertentu. Sepanjang tahun. Sangat sayang, produk pertanian yang begitu seasonal, tapi tidak terdapat program promosi penjualan yang seasonal.

Selamat hari raya idul fitri, taqaballahu minaa wa min kum. Minal aidin wa fa izin, Mohon maaf lahir dan batin.

(Wiyanto Sudarsono)

Posted on 1 Comment

Kebersamaan Tim

Seri ke-13, Serial Menang Jualan di Sektor Pertanian

Pertemuan Tim (gambar : consumerreports.org)

Sebuah tim penjualan hendaknya senantiasa bersama, dan sama dalam tujuan. Bersama bukan fisiknya, tapi pikiran dan semangatnya. Tujuan dan target tim adalah satu. Tiap-tiap anggota tim memiliki target yang berkontribusi pada tujuan tersebut.

Target tersebut dapat dibagi dan dirinci menurut waktu, bisa bulanan, tiga bulanan, dan tahunan. Selain target, kita juga menentukan metode-metode penjualan yang digunakan, dan standar penilaian kinerjanya. Termasuk apa yang tidak boleh dilakukan.

Ukuran keberhasilan kegiatan penjualan (penilaian kinerja) sangat penting, agar kita mendapatkan arah dan kemudahan mengerjakan kegiatan penjualan. Termasuk metode pemberian kompensasi/insentif penjualan, agar tidak ada prasangka.

Misalnya, produk kita adalah pestisida. Target penjualan kita bulan Juni adalah 2 miliar rupiah dengan masing-masing kelompok produk (herbisida, insektisida, fungisida) minimal 20%. Jika capaian kita lebih dari 80 persen maka kita dapat insentif 0,25% dari nilai penjualan, dan jika satu tim kita dapat mencapai 100% maka akan ada insentif tambahan sebesar 0,25% dari nilai penjualan kita.

Nah, target ini, evaluasi kinerja ini, harus terbagi ke seluruh anggota tim, tersampaikan ke anggota tim. Termasuk larangannya. Misal, dilarang memberi diskon, payment adalah kredit maksimal 15 hari, pemberian gimmick /barang promosi hanya untuk pembelian jumlah tertentu, dan seterusnya.

Itu jika organisasi kita menganut sistem pembayaran kompensasi (gaji tetap dan insentif) berbasis kinerja penjualan. Jika organisasi menetapkan fixed income (pengajian tetap), dan kita telah sepakat, maka kita harus senantiasa semangat berapapun target yang dibebankan ke kita.

Pertemuan Tim

Pertemuan tim wajib dilakukan. Tidak harus tatap muka, kumpul di satu ruangan. Kita bisa menggunakan aplikasi rapat daring (online) seperti zoom, Google meeting, Cisco webex, dan lain sebagainya. Apalagi jika kita berada terpisah cukup jauh dengan anggota tim lainnya. Pertemuan fisik justru membuang waktu dan biaya. Pertemuan fisik diperlukan, mungkin tiga bulanan, semester dan tahunan.

Pertemuan hendaknya dilakukan rutin. Tentukan periode pertemuan, mingguan, bulanan, dan 3 bulanan. Bahas perkembangan setiap periode, apa yang dilakukan, kendala, dan jalan keluar. Pastikan setiap anggota tim mengikuti proses yang ada. Pertemuan juga digunakan untuk bertukar pikiran, bisa informasi, solusi, pengetahuan, dan jaringan. Fokuslah dalam pertemuan.

Tips pertemuan : Siklus empat mingguan.

Satu bulan dibagi empat minggu. Minggu pertama, misal hari rabu atau tanggal 3, pertemuan tim bulanan pertama. Tujuannya, menetapkan kembali target bulan ini, yang telah ditetapkan bulan lalu. Penambahan dan pengurangan target dimungkinkan. Menentukan langkah bulan ini.

Pertemuan kedua, minggu ketiga, misal hari rabu. Memantau perkembangan bulan ini. Siapa yang harus ngebut, siapa yang sudah di jalur yang tepat. Sekaligus menetapkan target bulan depan dan perbaikan apa yang perlu dilakukan.

Jika ada kendala, upayakan kita dapat memberi pilihan jalan keluar yang bisa kita tempuh. Tidak hanya melempar masalah.

Ingat, keberadaan kita sebagai penjual di status wilayah pertanian adalah memberikan solusi, bukan sekadar mengidentifikasi masalah.

(Wiyanto Sudarsono)

Posted on 1 Comment

Komunikasi Tim Penjualan

Seri ke-12, Serial Menang Jualan di Sektor Pertanian

Gambar : trainingjournal.com

Berjualan kita tidak sendirian. Bahkan ketika kita adalah seorang wirausaha mandiri, yang memproduksi dan menjual barang atau jasa sendirian. Minimal, ada istri dan keluarga sebagai tim kita. Terlebih lagi jika kita merupakan bagian dari organisasi penjualan. Tim kita bisa sangat besar.

Dalam sebuah tim, setiap anggota menjalankan tugas sesuai dengan porsi, batasan, target, kewenangan dan tanggung jawab masing-masing. Namun, sebagai tim, diperlukan kesadaran dan pemahaman akan pentingnya kerja tim (Team work).

Untuk mencapai target yang ditetapkan, kita tidak bisa bekerja seorang diri. Karena itu dibutuhkan tim yang solid, bukan tim yang sulit.

Sebagai penjual kita membutuhkan dukungan dari bagian promosi. Sebagai penjual sarana pertanian, kita membutuhkan agronomis yang mengomunikasikan produk kepada petani, dan mengawal demplot. Kita juga butuh dukungan logistik untuk penyediaan dan pengiriman barang yang kita jual.

Jika ada organisasi atau perusahaan mengesampingkan kerja sama tim, bahkan menghalalkan segala cara bagi penjualnya, maka anggota tim, baik antar penjual atau antar bagian akan saling sikut. Perpecahan tidak bisa dihindarkan. Mungkin terlihat bersama, tapi hati dan semangatnya tercerai berai. Kehancuran tinggal menunggu waktu.

Hanya dengan tim yang solid kita dapat mengerjakan dan mencapai target dengan mangkus sangkil (efektif dan efisien).

Tim yang solid juga merupakan sumber ide dan gagasan. Ide kreatif yang digunakan mencapai tujuan atau menyelesaikan permasalahan. Tim yang solid akan saling mendukung, saling mengerti, dan komunikasi yang tersambung dengan baik.

Tujuan tim adalah tujuan kolektif. Tujuan bersama. Bukan tujuan pribadi, bukan tujuan pimpinan. Bahkan, kendala pencapaian target di satu wilayah, dapat ditutup oleh wilayah lain dalam satu tim. Sehingga target secara tim dapat diamankan.

Kepemimpinan Tim

Tim dapat mencapai tujuan dengan kerjasama yang harmonis. Tentu dengan tetap berpedoman pada peraturan, prosedur, dan ketentuan yang berlaku.

Selain itu, dibutuhkan kepemimpinan yang baik. Pemimpin harus paham cara memotivasi tim, membimbing, melayani konsultasi, memberikan bekal kompetensi, dan mengawasi anggota tim. Anggota Tim harus disiplin. Paham kapan harus terus bekerja dan kapan saat istirahat.

Jika tim kita belum seperti impian – dream team– bukan berarti kita dapat kerja sporadis, apalagi memberontak. Kita harus menjadikan diri kita sebagai orang yang mengerti arti team work.

Kolaborasi akan membuat kita mencapai tujuan bersama. Saat tim kita sedang krisis, mari kita mencoba menjadi pemimpin yang mengerti team work, meskipun posisi atau jabatan itu belum tersemat pada kita.

Komunikasi Tim

Komunikasi adalah kebutuhan. Tanpa itu, akan muncul prasangka buruk, rasa curiga, tidak percaya, saling tuduh dan menyalahkan. Meskipun hal itu tidak dinyatakan. Dampaknya kemacetan komunikasi dan kegagalan sistem. Paling pertama hilang adalah kenyamanan dalam bekerja.

Dengan komunikasi, tim dapat bekerja ke arah yang sama. Untuk berkomunikasi kita harus menjaga rasa hormat satu sama lain, pesan harus jelas, bisa menempatkan diri, rendah hati, dan hindari merasa diri paling benar.

Suatu saat sebuah tim penjualan menilai perlunya mengadakan eksibisi, pameran. Pameran pembangunan pertanian oleh Pemerintah Kabupaten.

Tim penjualan memerlukan dukungan perangkat pameran dari bagian promosi. Penjual yang baik akan mengomunikasikan dengan tim promosi. Disampaikan beberapa hal seperti kepentingan pameran, benefit atau manfaat pameran, biaya dan keuntungan yang didapat. Komunikasikan dengan jarak waktu yang cukup.

Jika sumberdaya (waktu, biaya, orang) tidak memungkinkan, perlu didiskusikan jalan keluarnya. Misal, pameran ini penting, tapi manfaat penjualan kurang. Hanya untuk menjalin komunikasi yang baik dengan stakeholder. Daripada mengadakan pameran yang menguras sumberdaya, mungkin kita dapat berpartisipasi dalam bentuk lain yang lebih baik. Hemat, hubungan tetap baik, dan kita tetap bisa melakukan aktivitas penjualan.

(Wiyanto Sudarsono)

Posted on Leave a comment

Bentar Lagi Terbit

Alhamdulillah, buku perdana tidak lama lagi terbit, InsyaAllah. Buku itu diberi tajuk Sepuluh Genap. Saya lebih suka menyebutnya kumpulan catatan. Dalam buku itu, terkumpul catatan berbagai tema, yang satu sama lain bisa jadi berbeda. Tapi baiklah, kita sebut saja ia adalah buku kumpulan catatan tentang harapan.

Saya berharap catatan-catatan tersebut dapat menumbuhkan harapan. Harapan untuk perbaikan di masa depan. Terutama untuk diri saya sendiri. Dengan dikumpulkan dan diterbitkan, saya dapat berharap lebih. Semoga bisa memberi manfaat dan inspirasi bagi orang lain.

Sepuluh Genap mewakili sepuluh tahun perjalanan karier seorang karyawan – penulisnya-. Selain bekerja, penulis juga ingin menginspirasi orang-orang di sekitarnya. Harapannya begitu.

Buku ini bukanlah novel. Ini adalah kumpulan artikel dan opini yang ditulis sejak 2012.

Sejak 2012, sampai 2020 baru delapan tahun, mengapa diberi tajuk Sepuluh Genap? Aha, karena saya berkarya di tempat bekerja saat ini sudah sepuluh tahun, sejak 2010, namun mulai menulis sejak Awal 2012.

Bagian pertama buku ini berisi Artikel agak panjang bertema perpupukkan, penjualan, dan bisnis. Tentu yang berkaitan dengan industri dimana saya bekerja.

Bagian kedua, adalah  kumpulan artikel pendek bertema umum dan bebas. Beberapa artikel pendek ada yang bernada satire, baik untuk diri, maupun masyarakat.

Saya menerbitkan buku ini sebagai rasa syukur kepada Allah. Saya bahagia dan bersyukur bisa melakukannya -menulis dan menerbitkannya-.

Saya senang dengan salah satu tips untuk menulis pemula. Tips disampaikan oleh penerbit buku saya -One Peach Media- pada websitenya. Bahwa, menulislah untuk diri sendiri. Menulislah karena kita Bahagia melakukannya.

Saya sempat rendah diri dan ragu untuk menerbitkan, atau memberitahukan tentang penerbitan buku saya ini. Tapi beberapa senior dan sahabat saya memberikan motivasi.

“Menulis itu, sebuah laku spiritual juga. Seperti halnya meditasi atau berdzikir. Semakin khusuk seseorang menulis, semakin dia menemukan kenikmatan dalam hidupnya. Pada puncaknya, dia akan mengalami ekstase. Saya melihat hal tersebut dalam diri kawan muda yang hampir tiap hari menulis artikel tentang pemasaran dan penjualan, kemudian dibagikan di Facebook dan WAG. Konon, dia akan menerbitkan sebuah buku. Kelak jika buku pertama jadi, saya yakin akan disusul dengan buku ke dua dan seterusnya. Tidak akan bisa berhenti. Seperti mengkonsumsi candu.” – Made Wirya- Demikian status di FB-nya. Status yang motivasi saya, meski “kawan muda” pada status tersebut, belum tentu saya.

Karena semua orang pernah berusaha menulis, at least menulis skripsi, orang-orang paham, bagi sebagian besar orang, mungkin menulis itu tidak gampang. Apalagi ditengah kesibukan kerja. Inspiratif.
– Najmi Anniro- Pesan disampaikan dalam WAG. Ketua kelas saat di kampus dulu.

Alhamdulillah . Sebentar lagi terbit, InsyaAllah Sepuluh Genap: Kumpulan Catatan tentang Harapan.

Sejak tanggal 16 – 25 Mei 2020 buku tersebut bisa di pesan secara pre-order. Pengiriman insyaAllah mulai 2 Juni 2020. Pesanan dapat dilakukan melalui pasar daring (market place) Shopee di tautan berikut :

https://shopee.co.id/product/102676236/5234122256?v=046&smtt=0.0.3

(Wiyanto Sudarsono)