Seri ke-12, Serial Menang Jualan di Sektor Pertanian
Berjualan kita tidak sendirian. Bahkan ketika kita adalah seorang wirausaha mandiri, yang memproduksi dan menjual barang atau jasa sendirian. Minimal, ada istri dan keluarga sebagai tim kita. Terlebih lagi jika kita merupakan bagian dari organisasi penjualan. Tim kita bisa sangat besar.
Dalam sebuah tim, setiap anggota menjalankan tugas sesuai dengan porsi, batasan, target, kewenangan dan tanggung jawab masing-masing. Namun, sebagai tim, diperlukan kesadaran dan pemahaman akan pentingnya kerja tim (Team work).
Untuk mencapai target yang ditetapkan, kita tidak bisa bekerja seorang diri. Karena itu dibutuhkan tim yang solid, bukan tim yang sulit.
Sebagai penjual kita membutuhkan dukungan dari bagian promosi. Sebagai penjual sarana pertanian, kita membutuhkan agronomis yang mengomunikasikan produk kepada petani, dan mengawal demplot. Kita juga butuh dukungan logistik untuk penyediaan dan pengiriman barang yang kita jual.
Jika ada organisasi atau perusahaan mengesampingkan kerja sama tim, bahkan menghalalkan segala cara bagi penjualnya, maka anggota tim, baik antar penjual atau antar bagian akan saling sikut. Perpecahan tidak bisa dihindarkan. Mungkin terlihat bersama, tapi hati dan semangatnya tercerai berai. Kehancuran tinggal menunggu waktu.
Hanya dengan tim yang solid kita dapat mengerjakan dan mencapai target dengan mangkus sangkil (efektif dan efisien).
Tim yang solid juga merupakan sumber ide dan gagasan. Ide kreatif yang digunakan mencapai tujuan atau menyelesaikan permasalahan. Tim yang solid akan saling mendukung, saling mengerti, dan komunikasi yang tersambung dengan baik.
Tujuan tim adalah tujuan kolektif. Tujuan bersama. Bukan tujuan pribadi, bukan tujuan pimpinan. Bahkan, kendala pencapaian target di satu wilayah, dapat ditutup oleh wilayah lain dalam satu tim. Sehingga target secara tim dapat diamankan.
Kepemimpinan Tim
Tim dapat mencapai tujuan dengan kerjasama yang harmonis. Tentu dengan tetap berpedoman pada peraturan, prosedur, dan ketentuan yang berlaku.
Selain itu, dibutuhkan kepemimpinan yang baik. Pemimpin harus paham cara memotivasi tim, membimbing, melayani konsultasi, memberikan bekal kompetensi, dan mengawasi anggota tim. Anggota Tim harus disiplin. Paham kapan harus terus bekerja dan kapan saat istirahat.
Jika tim kita belum seperti impian – dream team– bukan berarti kita dapat kerja sporadis, apalagi memberontak. Kita harus menjadikan diri kita sebagai orang yang mengerti arti team work.
Kolaborasi akan membuat kita mencapai tujuan bersama. Saat tim kita sedang krisis, mari kita mencoba menjadi pemimpin yang mengerti team work, meskipun posisi atau jabatan itu belum tersemat pada kita.
Komunikasi Tim
Komunikasi adalah kebutuhan. Tanpa itu, akan muncul prasangka buruk, rasa curiga, tidak percaya, saling tuduh dan menyalahkan. Meskipun hal itu tidak dinyatakan. Dampaknya kemacetan komunikasi dan kegagalan sistem. Paling pertama hilang adalah kenyamanan dalam bekerja.
Dengan komunikasi, tim dapat bekerja ke arah yang sama. Untuk berkomunikasi kita harus menjaga rasa hormat satu sama lain, pesan harus jelas, bisa menempatkan diri, rendah hati, dan hindari merasa diri paling benar.
Suatu saat sebuah tim penjualan menilai perlunya mengadakan eksibisi, pameran. Pameran pembangunan pertanian oleh Pemerintah Kabupaten.
Tim penjualan memerlukan dukungan perangkat pameran dari bagian promosi. Penjual yang baik akan mengomunikasikan dengan tim promosi. Disampaikan beberapa hal seperti kepentingan pameran, benefit atau manfaat pameran, biaya dan keuntungan yang didapat. Komunikasikan dengan jarak waktu yang cukup.
Jika sumberdaya (waktu, biaya, orang) tidak memungkinkan, perlu didiskusikan jalan keluarnya. Misal, pameran ini penting, tapi manfaat penjualan kurang. Hanya untuk menjalin komunikasi yang baik dengan stakeholder. Daripada mengadakan pameran yang menguras sumberdaya, mungkin kita dapat berpartisipasi dalam bentuk lain yang lebih baik. Hemat, hubungan tetap baik, dan kita tetap bisa melakukan aktivitas penjualan.
(Wiyanto Sudarsono)
More?