Posted on Leave a comment

Penjual Kepercayaan

Seri ke-15, Serial Menang Jualan di Sektor Pertanian

Mata uang yang berlalu di manapun, di sektor apapun adalah Kepercayaan (Trust). Yang juga merupakan aset dan modal berharga, mungkin yang paling berharga bagi seorang penjual.

Jika kita, sebagai penjual telah dipercaya, kita akan dicari pelanggan. Jika sebaliknya (tidak bisa dipercaya), kita akan dijauhi, dibenci, dan dilupakan. Kecuali, kita masih punya janji yang belum dipenuhi. Kita akan diingat dan dicari, tapi dalam situasi yang negatif.

Kepercayaan ini sebenarnya banyak kita diskusikan di Serial Jualan dengan Karakter. Tapi kita akan diskusikan kembali. Agar tetap pada harapan saya, untuk membaca dan memahami satu serial, tanpa harus membaca serial sebelumnya.

Bisnis = Kepercayaan

Saat kita menawarkan atau menjual suatu barang, sebenarnya kita menawarkan diri kita untuk dinilai oleh konsumen. Apakah kita bisa dipercaya atau tidak.

Jika konsumen percaya pada saat kita melakukan proses penjualan, mereka akan membeli. Kepercayaan mereka akan terjaga, jika produk dan layanan sesuai janji kita.

Perlu kita ingat, saat ini informasi begitu terbuka. Kita sebagai penjual bukan satu-satunya sumber informasi produk. Calon pembeli kita, sebelum membeli atau ketika mendapatkan informasi dari kita, mereka bisa melakukan pencarian tentang penilaian, testimoni, dan advokasi dari pengguna sebelumnya. Baik tentang produk ataupun tentang kita, sebagai penjualnya. Lewat daring (online) , atau lewat komunitas mereka.

Jika kepercayaan kita pernah cedera, habis sudah kita. Karena itu, jangan sekali-kali berbohong, berjanji manis, dan cara tidak etis untuk mendapatkan penjualan. Bahkan hanya sekedar berkelit (grey lie).

Kejujuran, Kepercayaan, itu sangat mahal. Tapi jika sudah cedera, karena kebohongan – meskipun kecil-, atau janji yang tidak ditepati, maka tebusannya lebih mahal dan lebih besar. Hilangnya kepercayaan kepada kita adalah yang pasti terjadi. Ditambah lagi dengan rusaknya citra jenama (brand) produk kita, bahkan citra perusahaan secara keseluruhan.

Hati-Hati Berjanji

Saya berkali-kali mengingatkan soal janji dari penjual di sektor pertanian. Soal hasil panen yang mungkin didapatkan. Berikan yang realistis. Jangan muluk muluk.

Dalam pertanian, begitu besar faktor yang diluar kendali kita. Itu karena pertanian adalah seni dasar kehidupan – selain kesehatan dan pendidikan-.

Dalam pertanian, kita bisa melakukan apapun. Yang terbaik sekali pun. Bibit atau benih sudah yang terbaik, air cukup, pupuk jelas dan berkualitas. Kendati demikian, hasilnya bukan kita yang tentukan.

Dua pohon ditanam dengan metode yang persis sama, perlakuan yang nyaris sama, tapi hasilnya akan berbeda. Itulah seni. Bisa sama dalam cara, tapi beda dalam hasil dan rasa.

(Wiyanto Sudarsono)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *