Seri ke-2, Serial Catatan Seorang Penjual
Oleh Wiyanto Sudarsono
“Tidak akan Menang Berperang di Medan yang Tidak Diketahui”.
Mengetahui wilayah penjualan adalah wajib. Tidak tahu wilayah penjualan adalah konyol. Meski tidak selalu mati.
Penjual yang baik harus memahami wilayah penjualannya. Tahu dengan baik. Makin detail makin baik.
Sebagai penjual, – – Penjual produk dari sebuah perusahaan– seharusnya kita jalan jalan di wilayah penjualan kita kan? Bukan hanya lewat telepon. Atau yang lebih hemat lagi – – kalau tidak pelit–, WA. Kecuali jika memang salurannya penjualan jarak jauh atau daring – – online-. Atau inginnya makelar, bukan penjual.
Lebih-lebih, penjual sarana pertanian. Yang harus tau daerahnya. Karakter petaninya. Komoditas yang ditanam.
Beberapa hal terkait wilayah, sangat perlu diketahui. Agar bisa menang dengan WOW.
Potensi/Kondisi Wilayah
Bagi penjualan sarana pertanian. Sangat perlu mengetahui, komoditas pertanian unggulan, komoditas pertanian dominan. Gunanya untuk memperkirakan jumlah kebutuhan. Dan posisi tawar produk atau jasa yang kita berikan.
Jumlah Petani, Poktan dan Gapoktan, kalau perlu termasuk sebaran lahannya. Bisa juga kegiatan kemasyarakatan di wilayah setempat. Ini akan memberikan info tentang pintu masuk kita yang cocok dalam melakukan prospecting. Pendataan calon pelanggan.
Toko Pertanian, Pasar tradisional, kondisi geografis dan peta komoditas yang ditanam petani. Dan berbagai informasi lainnya, yang perlu diketahui.
Info itu harus ada dicatat. Tidak harus di buku. Maksimalkan fungsi gawai. Kecuali kita mampu menghafal seperti komputer.
Beban Kerja
Mengetahui beban kerja akan membantu kita dalam mengatur aktivitas. Apa saja tugas yang harus dilakukan. Dalam berapa lama harus diselesaikan.
Seberapa jauh harus menjelajah. Seperti apa peta atau rute perjalanannya.
Misal beberapa kegiatan yang biasanya dilakukan adalah kunjungan ke kios dan Distributor, Effective Call (kunjungan atau komunikasi yg berujung PO), dan program-program hubungan dengan penjualan dan pemasaran. Termasuk pelaporan dan administrasi jangan ditunda-tunda, selesaikan lebih awal.
Gambar : slidemodel.com
Jarak Tempuh – Routing
Dengan memahami wilayah, kita akan dapat mengatur rute perjalanan. Agar mangkus dan sangkil. Tepat sasaran dan hemat biaya.
Beberapa prinsip kunjungan wilayah sebagai berikut :
– Perjalanan harus keliling.
– Perjalanan tidak boleh menyilang.
– Rute tidak boleh sama antara pergi ke dan dari suatu pelanggan (ini mirip seperti sunnah pergi dan pulang dari shalat hari raya agar lewat jalan berbeda).
– Pelanggan di area berdekatan harus dikunjungi berurutan (misal kios-kios di pasar).
Selamat kembali mengenal wilayah kerja. Semoga bermanfaat.
(Wiyanto Sudarsono)