Posted on Leave a comment

Penasehat Penting

Gambar : islamdakwah.com

Masih tentang Biografi Abu Bakar Ash-Shidiq. Salah satu hal penting dalam kepemimpinan Abu Bakar dan keputusan hebatnya adalah melanjutkan pengiriman pasukan militer yang dipimpin oleh Usamah bin Zaid.

Pasukan itu disiapkan oleh Rasulullah sebelum Beliau meninggal dunia. Untuk menggempur dan membebaskan sebagian wilayah Syam dari kekuasaan Kekaisaran Romawi.

Usamah bin Zaid waktu itu berusia 18 atau 20 tahun. Sedangkan, di dalam pasukannya ada Umar bin Al-Khaththab.

Sebagian besar sahabat, termasuk Usamah sendiri, meminta agar Abu Bakar membatalkan pemberangkatan pasukan. Juru bicara yang diutus Usamah adalah Umar bin Khaththab. Namun, Abu Bakar tetap pada keputusannya.

Para Sahabat menerima itu. Tapi sebagian meminta agar Panglima diganti dengan yang lebih senior. Umar diutus lagi sebagain juru bicara. Abu Bakar menjawab dengan tegas : “Celaka kamu Umar, Apakah Rasulullah yang mengangkat Usamah sebagai Panglima, sedangkan Abu Bakar yang mencopotnya?!”.

Saat mengantar pasukan, Abu Bakar memberikan wasiat. Dan berbicara kepada Usamah. Abu Bakar jalan kaki, menuntun kendaraan berupa hewan tunggangan. Sedang Usamah duduk di atas kendaraan tersebut. Salah satu pembicaraannya, Abu Bakar meminta izin kepada Usamah agar Umar tinggal di Madinah.

Seorang Penasehat

Demikianlah hakikat penasehat, sahabat, dan pemberi pertimbangan. Penasehat adalah orang yang memberikan nasihat kepada kebenaran menurut sudut pandangannya. Tentu berdasarkan sumber-sumber kebenaran dan pemahamannya.

Berkali-kali, pendapat Umar tidak sama dengan pendapat Abu Bakar. Tentang tawanan perang Badar, mereka berbeda. Tentang pemberangkatan dan kepemimpinan Usamah, mereka berbeda.

Penasehat bukan orang yang selalu membenarkan dan senantiasa mengiyakan pendapat dan pandangan kita. Lihatlah, Abu Bakar kepada Umar. Begitu berbeda pandangannya.

Penasihat juga harus berani menyampaikan sudut pandang lain. Itu kelebihan Umar dihadapan Abu Bakar. Bahkan, tanpa perlu ditanya, jika kebijakan dan keputusan yang diambil dinilai kurang pas, penasihat atau sahabat harus berani mengingatkan.

Lihatlah, bagaimana Umar menjadi juru bicara para sahabat. Sahabat yang lain mungkin segan, menyampaikan pandangan kepada Abu Bakar. Umar berani untuk itu. Dan itu perlu.

Ketulusan, kejujuran, berkehendak kepada kebenaran, dan keberanian adalah sifat yang perlu dimiliki oleh pemberi nasehat, sahabat, dan pemberi pertimbangan. Itu sekelumit hikmah yang saya tangkap dari permintaan Abu Bakar agar Umar tetap tinggal di Madinah.

Semoga kita dapat meneladani cara bersahabat pendahulu kita dari Muhajirin dan Anshar.

(Wiyanto Sudarsono)

Posted on Leave a comment

Kreatif Covid

Keterpaksaan dapat memunculkan usaha. Usaha karena terpaksa. Banyak contohnya. Di perkuliahan tentang kewirausahaan sering di contohkan. Namun, jika sudah terpaksa tapi tanpa usaha, itu namanya putus asa.

Seperti kondisi sebagian kita saat ini. Pertemuan, biasanya tatap muka, sekarang cukup pakai kamera. Dari komputer pribadi, komputer jinjing, atau cukup dari gawai.

Hemat, cepat. Tidak mengurangi fungsi koordinasi dan pertemuan.

Biasanya panggilan video hanya lewat whatsapp, Google duo, atau skype, ternyata banyak aplikasi serupa. Pilihannya beragam. Dari yang gratis tapi terbatas, sampai yang berbayar hingga bisa berjam-jam.

Juga jadi kreatif. Misal jika hanya pakai gawai, cukup susah jika mau berbagi tampilan layar. Tampilan dokumen terutama. Pakai komputer, tapi tidak ada kamera atau tidak ada mikrofonnya. Mau beli kamera web (webcam), stok banyak yang kosong. Pakai komputer jinjing, jawaban yang tepat sebenarnya.

Tapi karena adanya hanya komputer pribadi (PC, personal computer), jadilah masuk dengan dua cara, komputer dan gawai sekaligus. Agar bisa berbagi layar dan bisa keluar suara kita.

Pedagang sayur di komplek juga kreatif. Sejak sore hari sebelumnya sudah mengumpulkan order pembelian. Melalui aplikasi WA. Agar saat pagi tinggal antar atau pembeli ambil dengan cepat, tidak perlu memilih lama-lama.

Anak-anak, guru, orang tua juga dituntut berubah. Cara berfikir, bertindak, dan cara belajar. Aplikasi belajar online jadi semakin menarik. Dan laris manis. Promo paket data internet juga disediakan.

Hari ini saya memutuskan membeli webcam. Sudah dua kali rapat daring. Saya masuk dengan dua pengguna. Satu lewat komputer, satu lewat gawai.

Hari ini juga saya uji coba. Berhasil. Ngobrol lama sekali. Seperti sedang kongko di warung kopi. Bedanya tidak bertemu fisik. Hanya lewat video dan audio. Gambar hidup dan suara.

Saya tetap pakai dua pengguna. Membandingkan kualitas gambarnya mana yang lebih nyata. Tidak kecewa. Kamera webcam ternyata lebih nyata. Seperti youtuber kata kawan saya.

Dunia penjualan juga diramaikan dengan berbagai strategi dan simulasi. Dampak covid-19 terhadap bisnis atau usaha. Termasuk apakah targetnya perlu disesuaikan atau dibiarkan saja.

Pelatihan daring diselenggarakan. Judulnya, penjualan di waktu yang sulit. Sayang saya tidak mengikutinya. Hanya Rp 150.000 per sesinya, padahal. Semoga lain waktu bisa.

Saya belum menemukan kreativitas karena covid-19 di budi daya pertanian. On farm. Mungkin sudah ada, saya hanya perlu mencarinya.

Semua di tuntut kreatif. Juga tetap berpikiran positif.

(Wiyanto Sudarsono)

Posted on 1 Comment

Berkaca

Ternyata cukup banyak hal yang bisa dilakukan di era WFH. Work from Hooffice atau from Home. Seperti disampaikan banyak orang. Melalui Status mereka.

Selain aktivitas harian, karena saya termasuk yang WFH yang pertama, saya menyempatkan membaca Biografi Abu Bakar. Khalifah pertama bagi kaum muslimin. Alhamdulillah.

Pelan sekali saya membacanya. Hanya beberapa halaman saya lakukan membaca cepat, menunjukkan salah satu tips membaca cepat yang pernah saya dapat. Kepada istri, yang sedang ingin membaca Sirah Nabawiyah. Sebelum ke Biografi Sahabat-Sahabat Nabi.

Di buku tentang membaca yang pernah saya baca (belum sampai selesai), membaca cepat, meski disinggung sedikit, tapi disampaikan bahwa membaca cepat belum tentu efektif.

Saya pun tidak melakukan itu – – membaca cepat– untuk Biografi Abu Bakar. Terlalu sayang, jika saya membacanya cepat-cepat. Meski telah antre Biografi Amirul Mukmin, dan dua orang penerusnya, ridwanullah Jamii’an.

Terlalu asik untuk dilewatkan cepat-cepat. Terlalu banyak faidah dan manfaat yang bisa diambil. Pelan-pelan saja.

Belakangan ini saya jarang berkaca – – dalam arti yang sebenarnya–. Karena jarang bersisir. Rambut pendek.

Dengan membaca biografi, saya ingin berkaca – – bukan arti sebenarnya–. Kacanya harus baik. Supaya hasilnya baik. Harapannya begitu.

Membaca Biografi agar timbul cinta. Cinta karena Allah. Sehingga bisa berharap semoga bisa dikumpulkan dengan orang yang dicintai.

Saya akan kutipkan khutbah atau pidato pertama Abu Bakar setelah dipilih sebagai Khalifah oleh Kaum Muhajirin dan Anshar.

Setelah memanjatkan pujian kepada Allah subhanahu wa ta’ala, maka ia berkata :

“Wahai kaum muslimin, sesungguhnya aku telah ditunjuk sebagai pemimpin kalian dan aku bukanlah yang terbaik di antara kalian. Maka, jika aku melakukan langkah yang baik, maka bantu dan dukunglah aku, dan jika aku melakukan langkah jelek dan keliru, maka luruskanlah aku.

Kejujuran dan kebenaran adalah amanah, dan kebohongan adalah khianat.

Orang yang lemah di antara kalian adalah orang kuat bagiku, hingga aku mengembalikan kepadanya hak-haknya, insyaAllah. Dan orang yang kuat di antara kalian adalah lemah bagiku, hingga aku mengambil hak darinya, insya Allah.

Tiada suatu kaum yang meninggalkan jihad di jalan Allah, kecuali Allah akan meliputi mereka dengan kehinaan.

Tidak ada perbuatan keji yang menyebar di tengah-tengah suatu kaum , kecuali Allah akan menimpakan bala’ – – malapetaka– yang meliputi mereka semua.

Patuhilah aku selama aku taat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka jika aku berbuat durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya, maka tiada kepatuhan kepadaku atas kalian.

Berdirilah kalian semua untuk mendirikan shalat, semoga Allah merahmati kalian.”

(Al-Bidayah wa An-Nihayah, 6/305-306, Isnad riwayat ini Shahih).
Abu Bakr Ash-Shidiq Syakhshiyatuhu wa ‘Ashruhu. Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi. Edisi Indonesia : Biografi Abu Bakar Ash-Shidiq. Pustaka Al-Kautsar, 2013.

Semoga kita bisa meneladani Abu Bakar dan mencintainya. Karena Rasulullah mencintainya.

(Wiyanto Sudarsono)

Posted on 1 Comment

Ini Pelangganku, Itu Punyamu

Mohon maaf jika ada kesamaan atau kemiripan alur cerita dan nama tokoh.

Ada sebuah toko sayuran. Besar. Memiliki dua orang penjual hebat.

Yang satu penjual untuk pelanggan perorangan, terutama ibu-ibu. Pasar Ritel-lah. Bisa dibilang demikian. Sebutlah namanya Ello (bukan nama sebenarnya). Harga barang normal.

Penjual satunya untuk restoran, untuk warteg, rumah makan. Mirip dengan B2B. Sebutlah namanya Miko (bukan nama sebenarnya). Harga lebih murah tentunya.

Pada musim ramadhan, banyak pelanggan Miko, restoran dan warung makan tutup di siang hari. Buka sore sampai dini hari.

Salah satu pelanggan Miko, ada yang pesan terlalu banyak. Sudah kadung dikirim. Busuk, mubadzir, kalau tidak dimasak.

Pelanggan Miko ini tidak mau rugi. Sayur yang diperkirakan tidak akan dimasak, ditawarkan ke para tetangga di dekat retorannya. Para ibu rumah tangga. Tentu dengan sedikit keuntungan.

Berikutnya, permintaan ke Miko turun. Miko cari info. Ternyata begitu. Miko dapat ide. Ia mengembangkan Penjualan dengan judul B2B. Cari penjual dan tukang sayur untuk jual ke ibu-ibu.

Para Penjual

Strategi Miko memakan korban. Teman sesama penjual Ello.

Ello mengamuk. Targetnya tidak tercapai. Tercapai pun harus terseok-seok.

Ello menyelidiki ternyata penjualan Ello terseok karena pasarnya diambil. Ada pelanggannya yang diambil restoran yang mulai jualan sayuran. Ada orang-orang tertentu, yang memasarkan sayur ke ibu-ibu juga.

Masalahnya, penanda di produk sayurnya sama dengan yang dijual Ello. Ello diprotes keras oleh jaringan penjualannya. Ada yang merusak harga. Demikian proses mereka.

Kembali ke Konsep

Pembukaan buku saku Sales BreakThrough, disampaikan bahwa penjual harus memahami di apa dia bekerja. Ritel atau B2B.

Mudahnya, masuk ritel jika pelanggan akhir adalah perorangan, bukan badan usaha. B2B pelanggan akhir adalah perusahaan, badan usaha.

Penjual juga harus memahami saluran penjualan yang digunakan. Termasuk DMU (Decision Making Unit) pelanggannya. Termasuk pembagiannya antar penjual di tim.

Agar tidak tabrakan. Kan lucu, jika satu pelanggan di prospek atau di dekati oleh 2 penjual untuk produk dengan merek yang sama. Harganya beda pula.

Organisasi harusnya menetapkan dengan jelas. Bagaimana pasar B2B, bagaimana pasar retail.

Retail bisa di bagi zona. B2B dibagi pelanggan atau akun, account. Untuk para penjualnya. Agar tidak terjadi sengketa, dan perseteruan antarpenjual atau unit penjualan.

Itu.

(Wiyanto Sudarsono)