Ternyata cukup banyak hal yang bisa dilakukan di era WFH. Work from Hooffice atau from Home. Seperti disampaikan banyak orang. Melalui Status mereka.
Selain aktivitas harian, karena saya termasuk yang WFH yang pertama, saya menyempatkan membaca Biografi Abu Bakar. Khalifah pertama bagi kaum muslimin. Alhamdulillah.

Pelan sekali saya membacanya. Hanya beberapa halaman saya lakukan membaca cepat, menunjukkan salah satu tips membaca cepat yang pernah saya dapat. Kepada istri, yang sedang ingin membaca Sirah Nabawiyah. Sebelum ke Biografi Sahabat-Sahabat Nabi.
Di buku tentang membaca yang pernah saya baca (belum sampai selesai), membaca cepat, meski disinggung sedikit, tapi disampaikan bahwa membaca cepat belum tentu efektif.
Saya pun tidak melakukan itu – – membaca cepat– untuk Biografi Abu Bakar. Terlalu sayang, jika saya membacanya cepat-cepat. Meski telah antre Biografi Amirul Mukmin, dan dua orang penerusnya, ridwanullah Jamii’an.
Terlalu asik untuk dilewatkan cepat-cepat. Terlalu banyak faidah dan manfaat yang bisa diambil. Pelan-pelan saja.
Belakangan ini saya jarang berkaca – – dalam arti yang sebenarnya–. Karena jarang bersisir. Rambut pendek.
Dengan membaca biografi, saya ingin berkaca – – bukan arti sebenarnya–. Kacanya harus baik. Supaya hasilnya baik. Harapannya begitu.
Membaca Biografi agar timbul cinta. Cinta karena Allah. Sehingga bisa berharap semoga bisa dikumpulkan dengan orang yang dicintai.
Saya akan kutipkan khutbah atau pidato pertama Abu Bakar setelah dipilih sebagai Khalifah oleh Kaum Muhajirin dan Anshar.
Setelah memanjatkan pujian kepada Allah subhanahu wa ta’ala, maka ia berkata :
“Wahai kaum muslimin, sesungguhnya aku telah ditunjuk sebagai pemimpin kalian dan aku bukanlah yang terbaik di antara kalian. Maka, jika aku melakukan langkah yang baik, maka bantu dan dukunglah aku, dan jika aku melakukan langkah jelek dan keliru, maka luruskanlah aku.
Kejujuran dan kebenaran adalah amanah, dan kebohongan adalah khianat.
Orang yang lemah di antara kalian adalah orang kuat bagiku, hingga aku mengembalikan kepadanya hak-haknya, insyaAllah. Dan orang yang kuat di antara kalian adalah lemah bagiku, hingga aku mengambil hak darinya, insya Allah.
Tiada suatu kaum yang meninggalkan jihad di jalan Allah, kecuali Allah akan meliputi mereka dengan kehinaan.
Tidak ada perbuatan keji yang menyebar di tengah-tengah suatu kaum , kecuali Allah akan menimpakan bala’ – – malapetaka– yang meliputi mereka semua.
Patuhilah aku selama aku taat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka jika aku berbuat durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya, maka tiada kepatuhan kepadaku atas kalian.
Berdirilah kalian semua untuk mendirikan shalat, semoga Allah merahmati kalian.”
(Al-Bidayah wa An-Nihayah, 6/305-306, Isnad riwayat ini Shahih).
Abu Bakr Ash-Shidiq Syakhshiyatuhu wa ‘Ashruhu. Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi. Edisi Indonesia : Biografi Abu Bakar Ash-Shidiq. Pustaka Al-Kautsar, 2013.
Semoga kita bisa meneladani Abu Bakar dan mencintainya. Karena Rasulullah mencintainya.
(Wiyanto Sudarsono)
Makasih Mas Wi keren