Keterpaksaan dapat memunculkan usaha. Usaha karena terpaksa. Banyak contohnya. Di perkuliahan tentang kewirausahaan sering di contohkan. Namun, jika sudah terpaksa tapi tanpa usaha, itu namanya putus asa.
Seperti kondisi sebagian kita saat ini. Pertemuan, biasanya tatap muka, sekarang cukup pakai kamera. Dari komputer pribadi, komputer jinjing, atau cukup dari gawai.
Hemat, cepat. Tidak mengurangi fungsi koordinasi dan pertemuan.
Biasanya panggilan video hanya lewat whatsapp, Google duo, atau skype, ternyata banyak aplikasi serupa. Pilihannya beragam. Dari yang gratis tapi terbatas, sampai yang berbayar hingga bisa berjam-jam.
Juga jadi kreatif. Misal jika hanya pakai gawai, cukup susah jika mau berbagi tampilan layar. Tampilan dokumen terutama. Pakai komputer, tapi tidak ada kamera atau tidak ada mikrofonnya. Mau beli kamera web (webcam), stok banyak yang kosong. Pakai komputer jinjing, jawaban yang tepat sebenarnya.
Tapi karena adanya hanya komputer pribadi (PC, personal computer), jadilah masuk dengan dua cara, komputer dan gawai sekaligus. Agar bisa berbagi layar dan bisa keluar suara kita.
Pedagang sayur di komplek juga kreatif. Sejak sore hari sebelumnya sudah mengumpulkan order pembelian. Melalui aplikasi WA. Agar saat pagi tinggal antar atau pembeli ambil dengan cepat, tidak perlu memilih lama-lama.
Anak-anak, guru, orang tua juga dituntut berubah. Cara berfikir, bertindak, dan cara belajar. Aplikasi belajar online jadi semakin menarik. Dan laris manis. Promo paket data internet juga disediakan.
Hari ini saya memutuskan membeli webcam. Sudah dua kali rapat daring. Saya masuk dengan dua pengguna. Satu lewat komputer, satu lewat gawai.
Hari ini juga saya uji coba. Berhasil. Ngobrol lama sekali. Seperti sedang kongko di warung kopi. Bedanya tidak bertemu fisik. Hanya lewat video dan audio. Gambar hidup dan suara.
Saya tetap pakai dua pengguna. Membandingkan kualitas gambarnya mana yang lebih nyata. Tidak kecewa. Kamera webcam ternyata lebih nyata. Seperti youtuber kata kawan saya.
Dunia penjualan juga diramaikan dengan berbagai strategi dan simulasi. Dampak covid-19 terhadap bisnis atau usaha. Termasuk apakah targetnya perlu disesuaikan atau dibiarkan saja.
Pelatihan daring diselenggarakan. Judulnya, penjualan di waktu yang sulit. Sayang saya tidak mengikutinya. Hanya Rp 150.000 per sesinya, padahal. Semoga lain waktu bisa.
Saya belum menemukan kreativitas karena covid-19 di budi daya pertanian. On farm. Mungkin sudah ada, saya hanya perlu mencarinya.
Semua di tuntut kreatif. Juga tetap berpikiran positif.
(Wiyanto Sudarsono)