Seri ke-8, Serial Menang Jualan di Sektor Pertanian
“Ajining diri ono ingin lati, ajining rogo ono ing busono“. Kurang lebih demikian yang saya ingat. Petuah Jawa. Saya pernah dinasihati adik perempuan saya. Dengan pepatah itu. Dengan nada satire.
Harga diri ada pada kata-kata kita, nilai raga kita, ada pada busana, pakaian yang kita kenakan. Kurang lebih begitu.
Terkait dengan harga diri, lebih pasnya nilai/value seorang penjual ada pada kemampuannya (dan kemauannya) dalam melayani pelanggan. Terutama dalam hal “satunya kata dan perbuatan” penjual. Serta karakter penjual positif yang lain.
Masalah busana, termasuk pada penampilan, ini yang kita diskusikan sekarang. Pada saat pertama kali berjumpa, kita tidak melihat nilai – nilai yang ada dalam dirinya. Tapi pertama yang kita lihat adalah penampilannya. Cara berpakaian, cara berdiri, cara bicara. Itu mengapa sampai ada tagline “kesan pertama begitu menggoda…”.
Penampilan bukan soal ganteng, tampan, atau cantik. Tapi tentang bagaimana menampilkan diri kita dihadapan pelanggan.
Tugas penjual dalam hal ini adalah menampilkan diri sebaik mungkin.
Berpakaian yang Sesuai
Bagi penjual di sektor pertanian, kita perlu memerhatikan cara berpakaian. Karena pelanggan kita berbeda-beda. Pakaian hendaknya, tidak berlebihan, sampai salah kostum. Juga tidak terlalu lusuh hingga tidak meyakinkan. Jangan sampai pakaian kita dinilai buruk, dan tidak sesuai oleh pelanggan kita. Akan memengaruhi komunikasi selanjutnya.
Paling tidak, kita bisa membuat katagori pakaian-pakaian kita berdasarkan pelanggan.
Jika menghadapi Dinas Pertanian dan Distributor, Pelanggan Perusahaan, kita bisa gunakan pakaian formal, kemeja lengan panjang, seragam PDH (Pakaian Dinas Harian) sangat dianjurkan.
Ketika bertemu kios atau toko pertanian, atau ke gudang, kita bisa gunakan pakaian semi formal. Kemeja lengan pendek, atau batik, kaos polo berkerah, sepatu lapang, sepatu kets, atau sneakers, masih oke.
Bertemu petani, kaos polo, celana jins, sepatu lapang sangat dianjurkan. Jika turun ke lahan pertanian siapkan sepatu boots karet. Jangan ragu untuk lepas alas kaki jika turunnya sawah.
Kita perlu perhatikan kerapian, dan kenyamanan pakaian yang kita kenakan. Serasikan pakaian terutama terkait warna dan jenis bahan antara pakaian atas dan pakaian bawah. Sesuaikan dengan bentuk tubuh kita, warna kulit, dan momen penggunaan.
Yang juga perlu kita perhatikan, jika ingin membuat seragam. Meskipun kita orang penjualan, tidak harus pakaian kita di bordir ditempel informasi dan jenama (brand) produk yang kita jual.
Saya sering berseloroh, ini pakaian bukan papan reklame.
(Wiyanto Sudarsono)