Ada Cinta di Rumah
Oleh: Wiyanto Sudarsono
Sebentar lagi pisang kami masak. Untuk kali kedua. Alhamdulillah dari satu rumpun pisang, kami bisa panen satu tandan per tahun.
Bagi kami sekeluarga, buah pisang menjadi buah yang istimewa. Sering kali tersaji di meja. Baik berupa buah segar ataupun olahannya.
Pisang goreng, naget pisang, pisang kukus, setup pisang, atau kolak pisang. Aneka rasa dan warna.
Karena itu, di pekarangan rumah, kami memiliki banyak pohon dari beberapa jenis pisang. Pisang hijau dengan pohon yang pendek. Pisang ambon berbatang besar. Saat ini, kami juga sedang berusaha menanam pisang raja yang kami adopsi dari tetangga.
Buah Surga?
Pisang, salah satu buah yang disebutkan dalam Alquran, tepatnya di QS Al waqiah:27-29. Tentu pisang yang di surga akan jauh lebih enak dari yang kita rasa di dunia. Enaknya tak terbayangkan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan golongan kanan, siapakah golongan kanan itu. (Mereka) berada di antara pohon bidara yang tidak berduri, dan pohon pisang (ath-thalhu) yang bersusun-susun (buahnya),…“
–QS.Al-Wāqi‘ah [56]: 27-29
Tentang maksud Ath-thalhu, para pakar tafsir berpendapat bahwa pohon tersebut adalah pohon pisang. Mujahid (ibnu Jabir, tabi’in) berkata: “mereka terbuat dengan pisang kampung dan pesonanya”. (Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, 2019).
Sajian sederhana di sore hari. Cukup pisang goreng panas. Ditemani segelas besar teh hangat. Duduk bersebelahan, beduaan. Dengan suara latar kakak adik sedang bermain –atau ehm… berdebat–.
(Wiyanto Sudarsono)
Ref. Tamasya ke Surga. Ibnul Qayyim Allah Jauziyah. Darul Haq (Cetakan ke-21): 2019.
Pisang tidak kenal gengsi, ada di mana2. Mudah ditemui. Tak malu dimakan tukang becak. Tidak tinggi hati dimakan presiden.
Betul. MasyaAllah. Tadi padi barusan dipanen. Alhamdulillah mak nyusss. Dan ternyata, berdasarkan ingatan Facebook, kami panen tepat setahun lalu. 8 Sep 2019.
Alhamdulillah pohon pisang daun dan buahnya sangat bermanfaat, seperti filosofi pohon pisang yg telah berbuah tidak bisa tumbuh lagi buahnya dan harus ditebang tetapi bonggolnya masih bisa tumbuh lagi.
pisang mengajarkan kita, untuk meninggalkan sesuatu yang bermanfaat dan dapat berkembang setelah kita. itu mungkin makna mentoring dan kaderisasi, atu investasi.