Posted on Leave a comment

Salahku?!

Ada Cinta di Rumah

Oleh: Wiyanto Sudarsono

Mi Ayam/DL

Jika Cintamu tak Beralasan selain ia yang kau cinta
maka ia nyata, tak kan lenyap selamanya
Jika Cintamu digerakkan oleh suatu alasan
maka cintamu akan hilang bersama hilangnya alasan
(Ibnu Hazm Al-Andalusi)

Saya sangat menyukai mi ayam. Masakan olahan tepung terigu dipadukan dengan ayam yang dipotong kecil-kecil dibumbui kecap manis. Di kota manapun saya singgah, saya akan bertanya: ‘dimana ada mi ayam enak?’

Mi ayam bersaing atau berpadu dengan bakso, dalam merebut hati pelanggan. Mulai dari gerobak dorong, kaki lima bertenda biru, hingga berbentuk resto modern. Semua bisa menyediakan menu mi ayam.

Saya harus minta maaf, bahwa di kota kami, tidak ada mi ayam seenak buatan chef yang saya kenal. Dan sayangnya, untuk sementara ini dibuat nonkomersial. Chef itu bernama (julukan) Ummu Ahnaf, ups, itu istri saya.

Porsi Besar

Setiap membuat mi ayam, –belakangan dideklarasikan bahwa satu bulan satu kali buat mi ayam– bisa berkali kali makan.
“Porsi kecil atau besar Bah?”, tanya istri saya.
“Sedang saja”
“Sayurnya tak banyakin ya”. Katanyi sambil merebus mi dan sayur.


“Maaf, jadinya porsi besar”. Dia sajikan mi ayam itu sambil nyengir.

Saya menyantapnya, kadang sambil menutup mata. Dan benar, diingatan saya tidak ada mi ayam di Gresik yang seenak ini.

“Ini yang membuat aku gemuk”. Keluh saya. Dan benar, sejak menikah, berat badan saya naik paling tidak 15 kg, bahkan pernah naik hingga 20 kg.

“Terus salahku?”. Katanya yang ku dengar samar, karena inderaku terpusat di mi ayam.

“Nggak, karena aku tahu, cintamu padaku bukan karena alasan aku gemuk atau kurus. Cintamu sejak kedipan pertamaku”. Jawabku sambil ngikik, menggodanyi, setelah sesuap mi ayam akun telan.

Berikut sajakku untuk mi ayam terenak, eh, istri tercinta:

Ungkapan cinta tak harus mewah
Dengan masakan sederhana pun bisa
Masaklah makanan apa saja
Kata orang, itulah pelet cinta dalam rumah

Mari kita saling menghargai orang-orang terdekat kita, terutama orang rumah (istri, anak, atau keluarga lainnya). Sekecil apapun sumber penghargaan itu.

(Wiyanto Sudarsono)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *