Posted on Leave a comment

Ilham Menulis

Ilustrasi tidak menggambarkan apapun tentang isi tulisan. Hanya percobaan saja, kita tertarik pada gambar atau tulisan.


Entah apa yang hinggap di pikiran -dan perasaan- sahabat saya satu ini. Tiba tiba ia seperti mendapatkan ilham. “Tetiba KeingetĀ  omongane Pak Wi kok aku merasa sangat kurang di penulisan dan menuangkan ide gagasan. Dan jebule bener. Pas kon nulis bingung mulainya darimana“. Pesan yang ia kirimkan via WA.

Sebuah permasalahan klasik penulisan. Bingung mulai dari mana. Seakan kita lupa bahwa kita sedang melakukan apa yg disebut menulis itu sendiri. Saat ber-WA-ria. Saat ber sosial media. Bahkan saat menyusun surat di aplikasi persuratan kantor. Kegiatan yang penuh dengan teks dan kata.

Ide gagasan kegelisahan, tulis, tidak ditulis tidak akan ada yang tersisa. Bahkan kitapun akan lupa“. Balas saya yang tiba tiba teringat. Lama juga saya tidak menulis di blog kesayangan.

Termasuk jika ide itu terhambat sesuatu. Tanpa ditulis, kita tidak akan bisa melaksanakan saat situasi memungkinkan. Tanpa hambatan. Hambatan hilang atau berganti.

Saya pernah mendapat nasihat dari Sahabat saya yang lain. “Nek duwe ide tulisen. Meski belum isa dijalankan. Suatu saat nek kondisi dan posisi memungkinkan, ide itu bisa dibuka lagi“. Dan benar.

Selain ide, kegelisahan juga patut dan sangat layak jadi bahan tulisan. Kegelisahan tentang apapun. Termasuk kritik dan kemarahan. Saya lebih menyukai gelisah daripada marah.

Dalam tulisan kita punya kontrol penuh terhadap pilihan kata dan gaya penyampaian. Optimisme, sudut pandang positif, dan upaya perbaikan adalah favorit saya. Meski saya tidak memungkiri pilihan kata yang keras dan lugas kadang diperlukan. Untuk menegaskan. Bahkan agak “mengumpat”. Sebenarnya pengen mengumpat tapi ada norma yang harus dijaga.

Buku Writing with out teacher, mengajarkan: tulislah. Apapun. Selama 10 menit. Atau lima menit. Bahkan tulislah apa yang membuat kita sulit menulis.

Tulislah, seringan apapun topiknya. Seremeh apapun -menurut kita- bahasannya. Bagian kedua buku saya SEPULUH GENAP banyak hal ringan yang saya angkat. Karena menulis adalah lebih baik daripada menyesal kemudian hari. Tidak perlu menunggu ilham untuk menulis. Tuliskan, ilham akan datang. InsyaAllah.

Semarang, 8/9 Arafah 1443 H / 8 Juli 2022.
(WS)

NB:
Teks ini saya tulis sambil stravaan. Dan bisa. Jika saya bisa lebih lebih lagi Anda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *