Mukadimah – Prolog
Foto : imdb.com
Tahukah atau masih ingatkah kita dengan Bill Porter (1932 – 2013)? Penjual yang kisah hidupnya diangkat menjadi film. Judulnya Door to Door (2002).
Bill Porter, lahir sebagai penyitas Cerebral Palsy. Lumpuh otak. Kelainan bawaan pada gerakan dan otot. Disebabkan oleh perkembangan otak yang tidak normal. Sering kali sebelum lahir.
Ia adalah Penjual dengan penghargaan Salesman of The Year. Katagori Personal Sales in Region tahun 1988 dan 1989. Dari perusahaan tempatnya bekerja, Watkins Incorporated.
Foto : oregonlive.com
Gigih dan sabar, kunci sukses Bill Porter. Itu sangat diperlukan. Untuk menjadi Penjual yang baik. Tapi tidak hanya itu.
Perlu ketrampilan yang mencukupi, sedikit sentuhan seni komunikasi, dan sedikit intuisi. Ketiganya bisa dilatih.
Ada juga kisah Joe Girard, penjual mobil sukses. Enam mobil per hari. Ada juga Bob Sadino. Dll.
Mereka memiliki semangat, keuletan, dan daya tahan yang luar biasa. Perlu kita teladani. Tapi sekali lagi, itu saja belum cukup. Mereka juga memiliki strategi dan pengetahuan yang memadai.
Strategi dan pengetahuan ini terus berkembang. Sesuai zaman dan pelanggan. Inilah seninya penjualan.
Kita beruntung dapat menjumpai era sekarang. Teknologi memberikan banyak sekali alat untuk memudahkan kita dalam menjalankan tugas penjualan. Melalui gawai. Yang setiap hari kita bawa. Kemanapun, kapanpun. Lebih lekat dari celana dalam. Mungkin. Dari sisi emosional.
Di sisi lain, kemauan dan keinginan konsumen juga semakin kompleks. Kita harus kreatif, dalam melakukan aktivitas penjualan. Kita tidak boleh monoton dalam cara kita menjual. Itu-itu saja cara yang dipakai. Dan Itu-itu saja pelanggan yang didatangi.
Kita, sebagai penjual, alangkah baiknya mengetahui, di lingkungan bisnis seperti apa kita berada.
Perubahan apa yang terjadi, pelanggan seperti apa yang dihadapi, Pesaing sedang melakukan apa, serta perusahaan kita saat ini punya dan bisa apa. Ini yang pertama.
Kedua, tahapan penjualan serta berbagai tipsnya. Serta beberapa tambahan taktik dan informasi. Yang dapat kita membantu kita melakukan aktivitas penjualan dengan baik.
Kenali Lingkungan Bisnis
Penjual harus tahu yang terjadi di luar kita. Minimal di area penjualan kita.
Ada empat hal yaitu Perubahan (teknologi, pasar, sosial budaya, politik dan hukum, dan ekonomi), Pesaing, Pelanggan, dan Perusahaan kita sendiri.
Misal : teknologi apa yang banyak dipakai oleh kios atau Petani di area kita. Sudahkah mereka pada gawai berbasis Android? Atau siapa yang punya platform/Android tersebut di satu rumah pelanggan kita. Anaknya atau istrinya.
Berapa jumlah kios pertanian di wilayah kita? Kios pupuk bersubsidi berapa, Kios pertanian lainnya berapa.
Pertumbuhan jumlah penduduk juga perlu tahu, pertumbuhan ekonomi, dan inflasi. Untuk melihat petani kita akan lebih mampu beli produk kita atau tidak.
Pesaing, punya program apa mereka. Produk baru, program baru. Adakah kita bisa melakukan sesuatu. Masih punya kekuatan kah kita melawan mereka itu.
Pelanggan, Petani. Apa yang akan mereka tanam. Respon mereka terhadap musim seperti apa.
Sekilas saja. Lebih baik jika memiliki catatan. Per kecamatan mungkin. Per kiosnya mungkin. Apalagi kalau dibukukan dalam profil wilayah, akan sangat bagus.
Selanjutnya, adalah ketrampilan Penjualan. Mulai dari mencari calon pelanggan (prospecting) sampai penutupan penjualan (closing). Serta teknik dan tips di dalamnya. Bagian kedua ini yang insyaAllah akan banyak kita ubek-ubek.
Agar aktivitas penjualan kita mangkus sangkil. Efektif dan efisien.
Agar tidak perlu ada ungkapan :
“meskipun mau jungkir balik kegiatan penjualannya, kalau target tidak mencapai ya percuma. Dan, meskipun hanya tidur-tiduran, tapi target tercapai, berarti tidak dibutuhkan penjual di area itu“.
Berkegiatan penjualan untuk tercapaianya target penjualan.
Semangat Siang.
(Wiyanto Sudarsono)