Pisang (Musa Sp.) adalah buah yang unik. Sebagian besar jenisnya, dapat dinikmati langsung. Sebagiannya lagi dapat dinikmati dengan diolah menjadi masakan tertentu. Direbus atau digoreng, atau yang lainnya. Hanya sedikit (satu atau dua) yang secara rasa, harus diolah dulu.
Dahulu pada tahun 1999, saya pernah menanam pisang. Itu karena di sekolah SMP kami, terdapat pelajaran muatan lokal. Mata pelajaran tersebut disebut dengan Muatan Lokal: Pertanian. Kelas 1 tentang pertanian (budi daya tanaman): pisang. Kelas 2 tentang perikanan: patin. Kelas 3 tentang peternakan: ayam petelur, ayam arab.
Begitu lokal pelajaran itu. Karena sekolah kami di tengah lahan pertanian di tengah-tengah Provinsi Lampung. SMPN 3 Tulang Bawang Tengah.
Ups, ada muatan lokal yang tidak terlalu lokal. Namanya: English Coversation, percakapan bahasa Inggris. Mempelajari bagaimana bercakap-cakap dalam bahasa Inggris, sedikit tentang tata bahasanya. Ini diluar mata pelajaran bahasa Inggris, yang kami kenal di jenjang SMP.
Kembali ke masalah pisang. Olahan pisang yang sederhana bisa dikukus, digoreng, pisang coklat, pisang keju, dan ada naget (nugget) pisang.
Naget pisang ini yang istimewa. Paling tidak bagi kami sekeluarga. Harumnya, rasanya maknyus. Apalagi ditaburi coklat.
Bagi saya, paling nikmat dimakan pada malam hari, selepas pulang kerja. Setelah mandi. Ditemani Dia. Iya si Dia.
Sambil duduk berdua, meski tidak harus di atas kursi cinta.
(Wiyanto Sudarsono)
Catatan: Foto oleh si Dia