Posted on Leave a comment

Mudah Mencinta

Foto oleh yxb (pexels.com)

Saya memiliki seorang kolega. Ia begitu baik komunikasi dengan orang baru. Siapapun, termasuk lawan jenis -wanita-.

Ia juga mudah melihat sisi positif suatu hal. Termasuk selera humor. Mudah ia tertawa. Kepada wanita, mudah ia berkata: cantik. Mudah juga berkata-kata dengannyi. Istrinya saya kira beruntung.

Ia saya katagorikan orang yang mudah mencinta. Playboy? Sepertinya bukan. Genit, saya kira tidak. Sedikit mungkin.

Tapi untuk serius dalam mencintai dan meresmikannya. Ia tidak mudah. Sering saya goda untuk menikah lagi, ia jelas mengatakan tidak, bukan belum.

Eman-eman sebenarnya. Cinta yang besar, saya kira harus memiliki lahan yang luas untuk menanamnya. Sehingga bertumbuh dan menyebar.

Kecintaannya juga ia tunjukkan kepada rekan satu timnya. Cinta dalam bentuk lain. Sering ia memuji kelebihan si A dan si B. Menyebutkan bahwa si A itu begini begitu, sehingga perlu ditugaskan untuk itu. Tidak salah jika ia memahami timnya. Saya lihat sering ia diskusi dan berbincang dengan Timnya untuk memotivasi.

Suatu waktu ia pernah iseng sekali. Membuka kaca mobil (biasanya ia duduk di depan, sebelah kiri pengemudi) dan menyapa gadis disebelah yang menaiki mobil bak terbuka: “Assalamu’alaikum…., sembari tersenyum merekah”. Bahagia.

Orang yang mudah mencintai adalah yang lapang dadanya. Ringan pikirannya. Dan ceria sikapnya.

(WS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *