Seri-13, Mendengarkan untuk Melayani
Tersangka memiliki cukup waktu untuk memikirkan tindakannya. Karenanya tersangka dituntut oleh Jaksa Penuntut Umum dengan hukuman seumur hidup. Cukup waktu untuk memikirkan ya atau tidak untuk melakukan yang didakwakan kepadanya.
Jebakan Pikiran
Ada hubungan unik antara pikiran, waktu, dan bicara atau mendengarkan. Ada banyak pikiran yang melintas diantara waktu kita mendengarkan pembicara dari kalimat satu ke kalimat yang lain. Hubungan tersebut dikarenakan perbedaan kecepatan bicara dan berfikir. Berfikir lebih cepat.
Kesenjangan pikiran dan berbicara merupakan jebakan yang dapat menghalangi kita menjadi pendengar yang efektif. Seringkali, jeda ini menjadikan kita -sebagai pendengar- memikirkan hal lain di luar topik. Menebak apa yang akan disampaikan berikutnya, menyiapkan sanggahan, memikirkan fisik, penampilan dan lainnya.
Sebagai pendengar, kita harus mampu mengelola pikiran ini. Tetap fokus. Dan segera sadar dan kembali jika gangguan pikiran ini mulai mendatangi.
Ganguan Waktu dan Tempat
Sebagai pendengar, kita sangat mudah diganggu bahkan oleh waktu, tempat dan situasi yang tidak tepat. Mendengarkan ketika sedang terburu-buru juga tidak efektif.
Suhu terlalu panas, juga terganggu. Kedinginan juga begitu, plus sering buang air kecil. Terlalu berisik, ada ganggu audio/video juga menjadi penghalang mendengarkan.
Sebagai pendengar yang berusaha menjadi pendengar yang baik, kita dapat memilih waktu mendengarkan atau berbincang. Jika sebuah seminar atau perkuliahan online, lebih baik mendengarkan siaran tunda tapi kondisi baik, dibandingkan live tapi kondisi tidak kondusif.
Jika terpaksa harus mendengarkan di kondisi tidak ideal, maka kita perlu curahkan energi lebih. Untuk lebih fokus.
(WS)