Posted on Leave a comment

Kursi Cinta

Bagi orang yang sadar bahwa dunia ini bukanlah kampung halaman, maka ia juga akan sadar bahwa hidup ini adalah perjalanan. Dalam perjalanan, terkadang membutuhkan istirahat. Mungkin mampir ngombe. Mampir ke toilet. Atau hanya sekadar tidur sesaat. Atau hanya duduk sebentar.

Perjalanan pun paling enak ada teman. Teman seperjalanan. Teman yang menyenangkan. Enak dipandang. Enak didengarkan.

Dalam perjalanan hidup, sebagian orang beruntung menjadi suami. Atau Isteri. Yang menjadi teman seperjalanan. Berharap menyenangkan. Karena itu salah satu nikmat kehidupan.

Meski sesaat, kehidupan ini layak dijalani dengan keseriusan. Sesaat jika dibandingkan panjangnya perjalanan. Seseorang pernah menasihatkan agar kita merenungkan. Mungkin, bisa diisi dengan memikirkan hal yang berkemanfaatan. Berdzikir mengingat Ar – Rahman. Atau sekedar mengobrol dengan pasangan. Di atas kursi cinta. Berdua.

Foto : Istimewa

(Wiyanto Sudarsono)

Posted on Leave a comment

Amanah (2), Konsisten

Seri 2 dari Serial Jualan dengan Karakter

Prinsip #2 Konsisten, Berjualanlah dengan Integritas

Makna konsisten dapat dirangkum dalam dua frasa. 1. Satunya kata dengan perbuatan. 2. Satunya Sales person dengan Brand Perusahaan -dan Pasar-. Sedangkan bagi saya, integritas perpaduan dari dua hal, kompetensi dan kejujuran. Kejujuran telah kita bahas di seri sebelumnya.

Konsisten dalam kata dan perbuatan. Jangan pagi tempe sore kedelai. Mencla-mencle. Perilaku konsisten seorang sales akan terlihat selama proses penjualan. Konsisten dari hal terkecil.

Tentang Janji. Pernah suatu ketika, seorang PPL program pengembangan tebu berjanji dengan petani. Salah satu CPCL Program. Jam 08.00 WIB di lahan petani. Jam 07.30 WIB PPL sudah berada di lahan. Petani baru tiba pukul 08.30 WIB.

PPL tadi konsisten. Bayangkan jika dia (PPL-nyi seorang wanita)  tadi terlambat? Banyangkan jika Sales Pupuk terlambat datang saat berjanji bertemu calon pelanggan di lahan? Ambyaaar…..

Manunggaling Sales lan Brand Perusahaan. Jadi harus pas. Karena sales mewakili perusahaan. Bertemu petani yang penampilan harus sesuai. Cara berbicara, dan yang dibicarakan. Tidak merendahkan citra perusahaan dan produk. Atau tidak merendahkan pelanggan. atau merendahkan diri sendiri. Tidak pula ketinggian.

Misal dalam penampilan, harus pas. Jika bertemu petani ya pakai pakaian lapang. Jika ketemu orang dinas, ya pakaian yang formal atau semi formal. Istilah lainnya adalah grooming, dandanan. Dan enak dipandang. Bukan soal Ganteng atau cantik.

Sales yang berintegritas, tidak hanya jujur dan konsisten. Tapi harus kompeten. Ini yang telah kita mulai dengan berbagai kegiatan peningkatan kompetensi baik dalam pengetahuan produk dan keterampilan penjualan.

Ah, ternyata menulis dengan panduan materi dari buku terasa kaku. Tidak mengalir. Semoga kedepan lebih mudah untuk dinikmati.

(Wiyanto Sudarsono)