Posted on Leave a comment

Kesepian Karya

Kesepian adalah ketika tidak ada keluarga untuk bercengkrama. Tidak ada rekan kerja untuk diajak diskusi dan bicara. Tidak ada bacaan untuk diselesaikan. Tidak ada karya yang dihasilkan.

Mungkin sebagian kita pernah, atau sedang dalam kondisi demikian. Kegiatan yang belum sesuai dengan yang diharapkan. Karena perubahan kondisi baik di dalam maupun dari luar diri.

Hal yang bisa dilakukannya adalah mengambil langkah perubahan. Jika sedang belum ada keluarga atau jauh dari keluarga, saatnya kita ambil gawai. Panggilan video atau mencari tiket ke lokasi mereka. Perlu merancang startegi untuk bersama.

Atau saatnya menyusun mimpi berkeluarga. Menyusun prioritas dan cara untuk mencari jodoh yang sesuai.

Jika terkait dengan pekerjaan, mungkin bisa dengan membuka diri. Ngobrol dengan rekan kerja di luar bagian kita. Atau mengobrol dengan orang yang sekondisi. Siapa tahu ada inspirasi.

Malam ini saya mengambil langkah literasi. Membuka plastik yang membungkus buku di meja konsol di belakang. Memilih buku yang paling menarik. Membaca sekilas dan memutuskan untuk membaca lebih serius di akhir pekan.

Hasilnya… Kita tunggu saja. Yang jelas langkah awal telah diambil. Semoga semangat tetap stabil. Bismillah.

Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah kepada Allahjangan engkau lemah,”

(HR. Muslim).

–Wiyanto Sudarsono–

Posted on Leave a comment

Motivasi Mulai

Jemputlah dia!

Bismillah. Mulai lagi.

Berbulan lamanya absen dari kegiatan literasi. Wabil khusus: menulis. Sejak 26 Juni tanpa unggahan serius di blog, IG, atau FB.

Kangen rasanya. Merasakan sensasi menulis dan mengunggah tulisan. Tanpa memedulikan siapa yang  baca. Bahkan pada tataran tidak peduli ada yang baca atau tidak. Tapi ada kebahagiaan tersendiri dalam menulis.

Sebenarnya beberapa waktu lalu sempat ada draft tulisan. Tentang perjalanan udara dalam situasi PPKM. Piye Piye Kudu Mangan. Ups… Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat. Atau apalah  kepanjangannya. Silakan cari  yang lucu-lucu itu.

Draft tersebut urung terselesaikan. Jadi tidak diunggah. Bahkan bisa lebih menarik jika ditambah perjalanan udara bersama tiga orang anak dibawah 12 tahun. Jumat lalu. Dengan semakin transit. Totalnya perjalanan keluar rumah sampai tujuan adalah 12 jam. Menantang.

Menulis itu, motivasi kuncinya. Tekad kuat atau azam lubang kuncinya. Menggerakkan jempol di gawai adalah pintunya.

Tak Dinyana

Gawai berdering. Tak dinyana, kawan dari jogja menelepon. Diskusi tentang salah satu motivasi: keluarga. Ia sedang jauh dengan istri dan anak-anaknya. Sedikit menurun motivasinya. Tepatnya agak berantakan hidupnya. Hanya hitungan hari saja sebenarnya.

Tebakan saya soal yang ia rasa, akurat. 100% tepat. Tiga atau empat hal saya sebutkan. Ia benarkan. Gejala-gejala kangen keluarga. Haha

Kebiasaan lama. Telepon kawan, tatkala jauh dari keluarga. Langkah yang benar. Jika ada keluarga,kegiatan selepas bekerja adalah cengkerama dengan keluarga.

Begitu berharga keluarga baginya. Saya sepakat itu. Hingga ia sulit konsentrasi ketika jauh dari mereka.

Mungkin karena hanya punya satu keluarga. Jika, dua, tiga atau empat keluarga bisa beda cerita. Gurau saya kepada orang di seberang telepon sana.

Jika Anda malas bangun pagi. Agenda tidak selesai. Sulit konsentrasi. Malas pulang ke rumah selepas kerja. Dan keluarga Anda sedang mudik atau berjarak. Itu saatnya ada jemput mereka atau bergabung bersama mereka. Kerjaan? Kan WFH.

(Wiyanto Sudarsono)