Oleh Wiyanto Sudarsono
Gambar : Bestbuy.com
Pernahkah pembaca melihat film Smallfoot (2018)? Film yang menurut saya menarik.
Menceritakan tentang masyarakat di desa kaum Yeti. Di puncak pegunungan Himalaya. Yang terisolasi. Hidup dalam dunianya sendiri, yang memercayai catatan di batu.
Catatan dibuat untuk melindungi Kaum Yeti dari rasa “penasaran”. Terhadap dunia Luar. Dunia di bawah awan. Terutama dunia manusia. Atau mereka menyebutnya smallfoot.
Rasa Ingin Tahu
Sekelompok pemuda mereka penasaran dengan dunia di bawah awan. Karena mereka beberapa kali melihat makhluk lain. Smallfoot, mendekati wilayah awan mereka. Yang oksigennya sedikit, yang begitu dingin.
Salah satu Pemuda (Migo), yang dianggap gila, karena berpandangan berbeda, akhirnya menerobos awan untuk jatuh ke dunia bawah, pulang membawa smallfoot. Manusia.
Tantangan Perubahan
Perubahan baru, apalagi yang begitu mendasar, atau radikal (lihat KBBI untuk makna radikal), banyak yang antipati, menentang. Minimal enggan, atau tidak suka. (Baca Penjual yang Radikal).
Kepala suku, atau pemimpin desa kaum Yeti, tidak suka dengan temuan ini. Ia memanggil Migo. Menunjukkan sejarah kaum Yeti dengan manusia. Yang kelam.
Migo pun, mengingkari temuannya sendiri. Itu yang ia sampaikan kepada penduduk desa. Bahkan mengingkari teman – temannya. Yang semula satu keyakinan dan visi. Kepala Desa, berhasil memengaruhi Migo, untuk memusnahkan smallfoot temuannya, karena ancaman.
Temannya atau girlfriend-nya, Meechee, yang menyelamatkan smallfoot, dan mengantarnya ke dunia bawah. Sekaligus menjawab rasa “penasaran” akan dunia di bawah awan.
Akhirnya, Migo sadar. Ia menyusul Meechee, menjalin komunikasi dengan smallfoot lain dan menjalin perdamaian dengan dunia bawah.
Gambar : shiftindonesia.com
Transformasi
Kita, kaum manusia, si kaki kecil pun mengalami transformasi. Di dunia bisnis misalnya.
Seperti sudah menjadi kepastian. Transformasi pasti ada yang membenci. Tidak disukai. Minimal nyinyir. Oleh mereka yang telah nyaman diposisi saat ini. Yang mungkin, menganggap telah menjadi yang terbaik. Dalam cara, maupun hasil.
Keteguhan mengusung ide, mengekspresikan dan menjalankan ide, menjadi kunci sukses transformasi. Tidak hanya satu orang, harus beberapa orang. Tim.
Kalau mengacu pada si mbah Vilfredo Pareto dengan Prinsip Pareto nya, minimal 20%-lah. 20% orang yang sevisi dalam Transformasi kan bisa mentransformasi seluruh organisasi. 20% di berbagai level.
Itu pelajaran yang saya ambil dari menonton film Smallfoot.
Bismillah. Yuk, bertransformasi. Menjadi lebih baik.
(Wiyanto Sudarsono)