Seri-20, Mendengarkan untuk Melayani
Kita sudah tidak bisa lepas dari gawai. Yang fungsi awalnya adalah untuk menelepon, kemudian berkirim teks. Pada perkembangan selanjutnya untuk memenuhi segala kebutuhan, dan keinginan. Yang sebagiannya bisa jadi tidak benar-benar dibutuhkan.
Fungsi utama, gawai, termasuk gawai pintar, tampaknya belum hilang: Menelepon. Hanya saja salurannya yang berbeda. Mungkin sudah jarang yang menelepon menggunakan saluran telepon bukan internet. Sekarang bertelepon pun menggunakan panggilan suara aplikasi sosial. Bahkan panggilan video.
Dalam konteks mendengarkan, saya kira masih relevan kita mempelajari bagaimana menjadi pendengar yang baik di telepon. Bahkan lebih penting lagi saat panggilan video. Yang wajah kita umumnya terlihat. Baik panggilan pribadi ataupun panggilan grup/kelompok.
Serius dan Fokus
Jika kita telah mengangkat panggilan telepon, kita secara tidak langsung sudah mendeklarasikan kebersediaan mendengarkan. Dengan mengangkat telepon kita harus bersedia mengalihkan fokus kita dari aktivitas, pandangan, bacaan, suara, yang lain ke speaker telepon kita. Karena itu, dilarang bertelepon saat mengemudi.
Keseriusan kita dituntut saat menelepon. Fokus kita juga diuji. Lawan bicara diujung saluran akan tahu jika kita sedang tidak fokus. Jadi tidak ada jalan lain selain, serius dan fokus ketika kita menerima panggilan suara atau video.
(WS)