“Tatu ki artine opo?” Tanya seorang anggota tim saya di kantor. (“Tatu” itu artinya apa?).
“Tatu itu ketika kita merasa sakit karena diejek, diremehkan, dikecewakan, dikhianati. Ini soal hati dan perasaan“. Jawab seseorang. “Tatu” pada diskusi waktu itu lebih pada luka pada hati secara maknawi. Tatu ini bisa membekas lama, tak tentu obatnya.
Seorang wanita bercerita tentang “tatu” ini. Sebuah kisah haru.
Pernah suatu waktu dia menjalin hubungan dengan kawan masa kecil. Cinta remaja, yang terbawa hingga dewasa.
Orang tua sang pria tidak setuju. Alasannya karena tidak sederajat. Dan yang lebih menyakitkan, karena dia anak seorang janda. Dan itu terungkapkan. Dibumbui keyakinan khurafat.
Sakit, nyesek, dan menjadikan hatinyi TATU. Sampai saat ini. Setelah 13 tahun berlalu. Bahkan dia hampir menangis saat menceritakan kembali.
Tapi, saya pikir dia akan bisa bangkit dari TATUnya. Tidak mudah, tapi bisa.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh.“
QS.Al-A‘rāf [7]:199
(Wiyanto Sudarsono)
Sumber Gambar: Background photo created by rawpixel.com – www.freepik.com