Posted on Leave a comment

Tak Terungkap

Kita mengarang fiksi agar bisa menjalani banyak hidup yang ingin kita lakoni, padahal kita sendiri cuma punya satu kehidupan yang tersedia buat kita” -Mario Vargas Llosa

Banyak kata tak terungkap dengan ungkapan lisan. Terlalu banyak hambatan mental untuk mengungkapnya. Paling tidak bagi sebagian orang. Padahal saat ini, dengan rekaman dapat membantu. Dan aplikasi audio tampa gambar, seperti radio daring, atau sebut saja aplikaai Podcast salah satunya. Meski, aplikasi audio pun akhirnya divisualkan.

Berbicara untuk mengungkapkan ide dan gagasan tentu, membutuhkan keberanian dan kemauan yang kuat. Selain kehadiran diri, melalui lisan kita, serta di dalam sebuat tempat -media- dan waktu. Yang tentu itu tidak bisa dilakukan, ketika kesempatan berbicara kepada khalayak sasaran menjadi terbatas.

Jika Vargas Llosa menulis fiksi untuk dapat menjalani banyak kehidupan (tentu dalam arti maknawi), tentu sangat benar jika ada yang berpendapat bahwa menulis adalah agar penulis memiliki banyak media pengungkapan ide. Karena kesempatan kita mengungkapkan ide melalui lisan memiliki keterbatasan.

Pengalaman saya, banyak ide dan rincian dari gagasan yang tak terungkapkan melalui komunikasi lisan. Terutama jika lawan bicara kita seringkali memotong aliran kata orang lain. Ide itu tak terungkapkan, belum sempat terungkapkan secara sempurna, perasaan sudah dongkol duluan.

Melalui tulisan, pengungkapan gagasan tidak dapat dihentikan kecuali oleh penulis sendiri. Sisa bagaimana agar ide melalui tulisan itu sampai kepada khalayak ramai.

(Wiyanto Sudarsono)

Ref. : Mario Vargas Llosa. Matinya Penulis Besar. 2018. Immortal Publishing dan Octopus, YK

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *