Ada Cinta di Rumah
Oleh Wiyanto Sudarsono
Tempat di mana tanaman tumbuh. Tempat di mana bangunan didirikan, kaki berpijak, dan di permukaannya tumbuh cinta dan cerita.
Darinya juga Bapak manusia dicipta, ribuan ribuan tahun lalu. Dari saripatinya manusia bertambah dan bertumbuh.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Yang demikian itu, ialah Tuhan yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, Yang Mahaperkasa, Maha Penyayang. Yang memperindah segala sesuatu yang Dia ciptakan dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah,”
–QS.As-Sajdah [32]:6-7
Di atas tanah juga diletakkan dahi dan hidung beserta enam tulang lainnya, saat sujud kepada-Nya. Berbisik memuji-Nya, sedang Ia Maha Mendengar di atas sana.
Di tanah juga, tempat memendam ari-ari yang keluar dari rahim. Keluar bersama dengan bayi yang memerah dan menangis.
Tanah juga menjadi analogi sifat manusia. Ada yang subur, menumbuhkan tanaman dan menahan air. Ada yang menahan air tapi tak ada tanaman. Ada yang tidak menahan air juga dan juga tidak ada tanaman.
Di tanah juga, tempat dua Saudara bercanda. Bermain bersama meski terkadang diselingi tangisan, memaafkan, dan bersama lagi. Begitu sederhana pemikiran dan perasaan mereka.
(Wiyanto Sudarsono)