Jumlah penyitas Covid-19 di tingkat perusahaan semakin mengkhawatirkan. Muncul pandangan, bahwa sebenarnya banyak diantara kita yang terinfeksi tapi tidak menunjukkan gejala. Karena daya tahan tubuhnya yang bagus. Jika suatu saat daya tahan tubuh turun, maka “welcome to the club” menurut sebagian kelompok pasien dan pemerhati Covid-19.
Orang-orang yang tidak menunjukan gejala fisik Covid-19, atau yang bergejala namun tidak teruji, tentu sulit dimasukkan dalam katagori “Kasus Konfirmasi”. Terlebih bagi yang tidak menunjukan gejala apapun, dan segar bugar, yang dulu disebut OTG (orang tanpa gejala).
Kasus Konfirmasi adalah seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus Covid-19 yang dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium real time. Baik dengan gejala atau tanpa gejala (kompas.com).
Untuk melakukan konfirmasi perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium. Sebaiknya untuk semua anggota komunitas atau organisasi. Dengan diketahui hasil laboratorium masing-masing orang, akan lebih mudah dilakukan pencegahan dan tindak lanjut.
Perlukah konfirmasi untuk semua?
Rapid Test tidak menjadi pilihan saat ini. Paling tidak itu menurut pengalaman saya. Dalam rentang waktu 10 hari demam, saya melakukan dua kali rapid Test dengan hasil non reaktif. Namun setelah ke spesialis paru, dan dilakukan Swab hasilnya positif. Positif terinfeksi virus Covid-19. Menurut saya Swab (konfirmasi laboratorium) bagi seluruh anggota organisasi atau perusahaan adalah hal yang saat ini dibutuhkan.
Biaya Swab mandiri kurang lebih 1,6 juta rupiah. Untuk sekelas organisasi/perusahaan yang ingin mengkonfirmasi kondisi karyawannya secara menyeluruh, bisa dilakukan dengan sistem pool – Test yang sudah berhasil dijalankan di Padang oleh dr. Andani Eka Putra. Lebih murah. Sampel sekelompok orang (tiap orang diambil 2 sampel) di Test menjadi satu, jika ada virus, baru di uji sampelnya satu-satu. Untuk mengetahui siapa orang yang bervirus.
Universitas Andalas dengan bantuan Pemprov Sumbar mampu memberikan layanan Test secara percuma. Perusahaan dengan pendapatan triliunan rupiah per tahun tentu lebih mampu. Dibanding sekedar menunggu karyawan satu per satu masuk karantina secara bergantian.
(Wiyanto Sudarsono)
[…] sudah, penetapan protokol sudah, rapid test sudah. Meski seperti di tulisan saya sebelumnya (SWAB untuk Semua), rapid test tidak menjadi pilihan bagi saya, jika saya sebagai pengambil keputusan. Berdasar […]