Posted on Leave a comment

Sehat dan Bugar

Seri-16, Layanan

Ilustrasi Pemantauan Kesehatan

Bapak saya seorang yang visioner. Dengan profesinya sebagai seorang Sopir dan sekaligus menjalankan bisnis keluarga, mungkin membuatnya berpandangan jauh ke depan.

Nasihat yang sering diulang-ulangnya -saat kami dulu masih sekolah- adalah soal kesehatan. “Tidak peduli setinggi apapun pendidikanmu, sepandai apapun dirimu, jika kesehatanmu rusak, semua itu percuma”. Perkataannya serius, ketika menasihati kami perihal kesehatan.

Saat ini, nasihat itu masih sesekali kami dengar. Dengan intonasi yang lebih lembut. Mungkin, karena kami sudah dewasa. Terutama saat dilihatnya kami -anak atau cucunya- ada yang melakukan diet terlalu ekstrem. Atau terlalu gemuk. Atau ada kejadian luar biasa terjadi terkait kesehatan dilingkungan kami.

Tidak ada kata terlambat memperbaiki kondisi kesehatan. Atau sekaligus meningkatkan kebugaran badan.

Untuk memberikan layanan yang prima kepada pelanggan, tentu kita harus memberikan layanan terbaik untuk diri kita sendiri. Kesehatan dan kebugaran harus kita jaga. Badan ini karunia Tuhan, yang harus kita pertahankan kondisinya.

Kita seringkali mengeluhkan tak punya waktu berolah raga. Padahal, menscroll smartphone berjam-jam kita meluangkannya. Saat ini saya berani berkata demikian. Sudah lebih 18 bulan saya konsisten jalan kaki minimal 2,5 KM setiap hari. Dengan frekuensi rata-rata tidak kurang dari 20 kali setiap bulan.

Bolehlah kita sedikit hitung-hitungan matematis. Soal waktu. Total waktu berolah raga yang kita lakukan, bisa jadi lebih sedikit dibandingkan waktu yang tidak optimal, jika sakit karena kesehatan dan kebugaran kita menurun. Misal kita menginap di rumah sakit 3 hari. Setara 72 jam kita tidak dapat berbuat apa-apa. Itu sama dengan 148 hari kita berolah raga setengah jam setiap hari.

Saat ini, Alhamdulillah, menurut dokter Gizi, tubuh saya sudah masuk katagori sehat. Kalau sekadar sehat. Meski masih di atas normal di level bawah. Sedikit lagi normal. Saya masih terus berjuang menurut ideal.

Tentu perubahan kebiasaan membutuhkan daya dan usaha lebih. Butuh motif. Carilah motif itu. Paling tidak, motif terendah yang bisa diungkapkan adalah: untuk mencapai target-target dan cita-cita kita harus sehat.

Bahkan kadang perlu paksaan. Bersyukurlah jika perusahaan Anda memiliki program peningkatan kesehatan pegawainya.

Sebagian orang berpendapat butuh 21 hari atau kali untuk dapat konsisten -membiasakan diri-. Butuh 10.000 jam untuk menjadi ahli. Itulah mengapa.ada iklan tantangan 21 hari untuk menjaga kebersihan gigi.

Kesehatan dan Kebugaran penting. Batuk, pilek, meriang akan sangat mengganggu. Kita jadi tidak produktif. Kita bisa melayani lebih baik, lebih banyak pelanggan, jika kita menjaga kesehatan dan kebugaran kita dengan baik.

Semoga Allah senantiasa memberikan keberkahan usia dan kesehatan untuk kita semua.

(WS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *