Seri Ketigabelas Bagian Kedua, Serial Jualan dengan Karakter
Prinsip #13, Bijaksana Selama Proses Penjualan, Bagian 2
Sesuai dengan yang telah saya sampaikan sebelumnya, ini adalah bagian kedua untuk seri ketigabelas.
Sebagian besar kita bisa mengendarai sepeda. Sepeda angin. Atau sepeda ontel. Gowes. Belajarnya waktu kecil.
Begitu gigih dan sabar kita belajar bersepeda. Gagal, coba lagi. Susah, coba lagi. Bahkan sampai terjatuh. Bangkit dan coba lagi.
Itu adalah nilai yang hendaknya kita tetap pegang bersama. Apa lagi kita sebagai orang penjualan.
Setiap penjual pasti pernah merasakan kegagalan. Ditolak calon pelanggan. Gagal bersepakat dengan calon Pelanggan. Atau gagal diujung proses penjualan. Atau ditikung, diserobot pesaing. Pesaing yang penjualnya kita kenal. Teman ngopi. Ambyaaaaar….. Pakai lima “a”.
Selalu ada yang dapat dipelajari dari kegagalan. Kegagalan, sayang untuk dilewatkan begitu saja. Terlalu mahal, terlalu berharga. Waktu, biaya, dan perasaan. Sikapi kegagalan dengan bijaksana. Jangan terus larut dalam suasana kegagalan.
Kegagalan harus segera dipulihkan. Dengan care, kepedulian. Pertama, peduli pada diri sendiri. Kedua, Peduli pada tim.
Sebagai seorang penjual, kita harus peduli dengan diri kita sendiri. Bagaimana kita bisa peduli dengan pelanggan, jika kita tidak peduli dengan diri kita sendiri?
Contoh peduli dengan diri kita sendiri adalah dengan meningkatkan dan menyegarkan kembali kompetensi. Misal, kompetensi selling skill atau ketrampilan penjualan yang kita miliki. Ini yang sedang kita lakukan bersama. Dengan membaca serial ini, semoga merupakan bagian dari upaya peduli dengan diri kita sendiri.
Mengetahui target penjualan kita. Termasuk mengevaluasi capaiannya. Tahunan, triwulanan, bulanan. Semua produk yang menjadi tanggung jawab kita. Ini juga termasuk kepedulian kita. Bagaimana mencapai target, jika kita tidak mengetahui targetnya?
Kedua, Peduli dengan tim penjualan kita. Ini khususnya bagi koordinator penjualan atau supervisor atau yang mengepalai penjualan.
Direktur TRAC (Astra Rent Car), Pak Jefri Sirait, memberikan tips. “Atmosfer harus dibangun. Setiap ada masalah, brainstorming, tukar pikiran, sangat dianjurkan. Tapi di forum tidak boleh ada blaming, saling menyalahkan. Bullying satu sama lain”.
Kita harus bijak dalam menghadapi kegagalan. Kegagalan diri. Atau tim. Kegagalan dalam penjualan adalah proses pembelajaran. Pembelajaran tujuannya mengajari. Bukan forum untuk marah atau jengkel, yang tidak ada solusi.
Semoga kita termasuk penjual yang berkarakter peduli. Peduli pada diri, keluarga, dan pelanggan kita.
( Wiyanto Sudarsono)
Maklumat :
Serial Jualan dengan Karakter diambil dari buku Selling with Character The Principles dan The Stories, terbitan PT GPU, 2012. Dengan penyesuaian.