Seri Ketiga, dari Serial Jualan dengan Karakter
Prinsip #3, Jangan Menjual Yang Tidak Bisa Diberikan
Menjual berarti menjanjikan. Menjanjikan barang itu ada. Menjanjikan barang itu sesuai dengan spesifikasi yang disampaikan. Atau yang dituliskan. Dengan harga yang disepakati. Di waktu yang disepakati. Menjual barang atau jasa, berarti “menjual janji”.
Janjikan hanya sesuatu yang bisa kita berikan. Lalu berikan lebih dari yang kita janjikan. Itu prinsip sederhana dalam “menjual janji”. Menjual dengan memberi kepuasan kepada pelanggan.
Misalkan, berarti ini fiksi atau fiktif, atau khayalan. Kita menawarkan benih padi. Dalam proses penjualan, kita menyampaikan, “potensi panen 10 ton per ha, Pak.” Yang berarti kita menjanjikan panen 10 ton. Jika panennya hanya 9 ton. Pelanggan, Petani pasti kecewa.
Sebaliknya, jika kita menyampaikan bahwa, “Pak di label tertulis potensi panen 10 ton, akan tetapi Pak, dengan musim seperti ini insyaAllah kita bisa panen 8 ton per ha.” Nah, ternyata panennya 9 ton. Saya memiliki keyakinan pada kasus yang kedua Petani akan lebih puas.
Sama-sama panen 9 ton, tapi kepuasannya beda.
Karena itu, ukur kemampuan diri. Ukur kemampuan perusahaan. Ukur kemampuan produk yang dijual. Jangan obral janji. Yang akhirnya diblenjani.
Seperti yang biasanya, ups kita janjikan. Sebelum kita tahu persis prosedurnya. Bisa atau tidaknya. Misal, dengan mengatakan, “Jika barangnya jelek, sampaikan ke kami Pak. Nanti kami ganti.”
Padahal….. Ah sudah lah. Mari kita perbaiki bersama. Intinya, jangan janji jika tidak bisa menepati. Koreksi bagi saya pribadi juga.
(Wiyanto Sudarsono).