Posted on Leave a comment

Penulis Sejati

Semakin masuk dunia penulisan semakin mendapatkan pemahaman. Menulis tidak semudah yang dibicarakan, namun juga tidak sesulit yang ditakutkan.

Kemauan kunci utama. Ketulusan niat yang kedua. Membuat perubahan yang positif tujuan selanjutnya. Tidak sekadar materi, atau popularitas duniawi, yang dicari. Lebih pada prinsip dan nilai positif yang hendak dibagi.

Mungkin sebagian menyebutnya terlalu idealis. Saya pun belum sepenuhnya tahu persis. Masih belajar, dan menemukan hal baru. Meskipun hanya seiris, sekelebat pengetahuan tentang menulis.

Saya yakin tidak sesulit itu. Prinsip kebenaran harus dipegang. Etika dan moral umum jangan diabaikan. Paling tidak begitu yang saya tangkap dari dua mentor menulis saya. Saya akan sebut begitu. Yang pertama karena beliau adalah mentor di kelas. Yang kedua karena buku karyanya belakangan saya baca.

Bermacam alasan orang menulis. Mulai dari hobi, tuntutan akademik, tuntutan pekerjaan, atau sebagai sumbang gagasan bagi masyarakat. Tapi semuanya hendaknya bernuansa kebaikan dan positif. Termasuk dalam menanggapi tulisan yang dinilai negatif.

Saya jadi bertanya kepada diri? Apakah dirimu wahai “Wiyanto”, sudah layak menyebut diri sebagai penulis? Bukan, pertanyaan ini bukan karena keraguan. Atau isyarat berhenti dari kepenulisan. Ini adalah pertanyaan untuk perbaikan.

Sebagaimana ketrampilan lainnya, menulis juga butuh pengalaman, evaluasi, perbaikan diri, dan tidak boleh berhenti. Terus menulis, sampai jadi penulis sejati.

Siapa yang akan menganggap begitu -penulis sejati-?! entahlah. Diri sendiri atau bahkan tampa pengakuan sekalipun saya pikir cukup. Selama tetap bisa menebar kebenaran dan kebaikan, dengan cara yang patut.

(Wiyanto Sudarsono)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *