dengan Teknologi
Seri ke-11, Serial Menang Jualan di Sektor Pertanian
Zaman sekarang adalah zaman serba teknologi. Hampir semua bidang dan aspek kehidupan saat ini ditunjang oleh kehadiran teknologi. Tidak terkecuali sektor pertanian.
Seorang tenaga penjual pertanian yang mengetahui, menguasai, dan memanfaatkan teknologi, akan memiliki nilai tambah tersendiri. Kita telah merasakan manfaat teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Kita juga dapat maksimalkan teknologi ini, untuk menunjang aktivitas penjualan kita di Sektor Pertanian. Paling tidak dengan memanfaatkan gawai pintar (smartphone) yang ada di genggaman kita.
Pertanian konvensional (on farm) di Indonesia, lebih khusus lagi tanaman pangan, mungkin termasuk yang tertinggal dalam akses teknologi terkini. Selain karena usia petani kita yang dominan lebih dari 40 tahun, juga karena penguasaan lahan yang sempit. Tapi kita bisa memanfaatkan teknologi dalam memberikan pelayanan kepada mereka.
Memanfaatkan Gawai Pintar
Kita bisa memanfaatkan teknologi untuk aktivitas umum maupun khusus. Agenda bertemu pelanggan, jadwal kegiatan harian, mingguan, atau bulanan, materi promosi, fitur produk, video pengetahuan pertanian, atau video tentang produk. Semua bisa dilakukan dengan gawai.
Tentang fitur produk. Bagi seorang penjual pestisida, mengingat seluruh product knowledge, termasuk varian dan fitur produk bukan menjadi hal yang mudah. Misalnya, kita punga insektisida, herbisida, dan fungsisida. Masing-masing ada berapa produk atau jenama (brand) berdasarkan bahan aktif. Bahkan di satu bahan aktif ada beberapa jenama, itu pun dibagi lagi dengan berbagai ukuran botol. Belum lagi ditambah program promosi yang sedang dijalankan, harga masing-masing, dan lain sebagainya.
Dengan Teknologi gawai pintar, semuanya dapat di atasi. Dengan buku saku sebenarnya bisa juga, namun rentan basah, sobek, tertinggal, dan nampak kurang profesional.
Dengan smartphone, terutama tablet, menunjukan materi promosi dan penjelasan kepada petani, kios, dan pelanggan kita, akan menjadi lebih mudah dan menarik.
Saya pernah melihat sebuah brosur perusahaan agroindustri multinasional. Brosurnya bergambar seorang penjual atau agronomis, berada di sawah bersama petani. Ia sedang menjelaskan melalui tablet-nya. Saya membayangkan, ia menjelaskan dampak kekurangan unsur hara dengan hukum minimum Liebig – hasil panen ditentukan oleh hara terendah di tanah -, melalui video yang dibuat perusahaan. Termasuk cara pemupukan yang benar. Alangkah profesionalnya penjual itu.
Teknologi ini juga akan memudahkan kita dalam membuat rekam jejak atau posisi proses penjualan untuk seorang calon pelanggan. Apakah baru prospek, atau sudah negosiasi, sudah presentasi, atau sudah pernah closing.
Teknologi ini juga, dapat membuat pencatatan penjualan lebih jelas dan adil. Bagi penjual, bagi perusahaan, bagi pelanggan, dengan waktu yang cepat (seketika, realtime). Perusahaan dapat mengembangkan aplikasi untuk ini. Penjual dapat memanfaatkan fitur dalam aplikasi untuk memudahkan pekerjaannya.
Media Sosial
Hampir semua penjual saat ini memiliki media sosial dan aplikasi pesan singkat. Whatsapp, FB, Twitter, IG. Kita bisa membuat konten dan pesan yang menarik. Tidak hanya tentang produk dan kegiatan kita. Tapi konten yang mengedukasi. Terutama untuk petani muda dan petani urban atau suburban/perkotaan.
Pilih media sosial yang sesuai. Jika banyak gambar visual gunakan IG, untuk konsultasi gunakan FB, untuk pesan-pesan singkat gunakan Twitter. Untuk pesan atau visual yang personal gunakan WA. Gunakan broadcast/siaran baru di WA untuk mengirim pesan ke banyak orang secara pribadi.
Pastikan dengan teknologi saat ini, kita tidak lupa untuk menyapa pelanggan kita. Tidak hanya calon pelanggan baru. Pelanggan lama sekali pun, pelanggan yang tidak beli lagi, sapalah semuanya. Ucapkan hal yang berkesan di waktu istimewa mereka.
Mari kita jadi penjual cerdas dan profesional dengan bantuan teknologi. Teknologi untuk penjualan dan pelayanan yang lebih baik bagi pertanian Indonesia.
(Wiyanto Sudarsono)
Do you want to justify that? :p