Ada Cinta di Rumah
Jangan makan mi instan setiap hari. Paling tidak itu yang diajarkan banyak orang tua ke anaknya. Termasuk kami.
Tapi, rasa enak mi instan itu ehm… seolah tak tergantikan. Kami tidak melarang memakannya, tapi kami mengaturnya. Melalui program “Noodles Day”. Hari Mi.
Kami makan mi instan di salah satu jadwal makan. Bisa untuk sarapan atau makan malam. Boleh mi goreng atau mi kuah.
Harinya adalah hari Jumat. Hari itu seru. Masing-masing anggota keluarga boleh memasak minya sendiri. Untuk anak-anak tentu dengan pengawasan.
Tapi, saya paling suka jika, si Dia memasak mi. Tapi bukan mi instan. Mi goreng atau kuah bukan instan. Gambar di atas contohnya. Masakan itu mungkin yang bisa mengalahkan enaknya mi instan.
Beli mi original (mi telur, kwetiau, atau bihun), direbus, lalu di masak dengan bumbu tertentu. Ah, bisa tidak terkontrol saya.
Puisi sederhana untuk hari mi kami:
Pangan, Sandang, Papan,
Tiga kata untuk pokok kebutuhan
Memiliki rentang nilai yang luas dan panjang
Murah, sederhana, biasa, sampai mahal dan jarang
Sekadar mi instan pun bisa membahagiakan
(Wiyanto Sudarsono)