Posted on Leave a comment

Menerima AKHLAK

Ternyata tidak pagi. Sore, petang hari baru mampu menggerakkan jempol. Mari kita lanjutkan.

Teladan

Para pemimpin BUMN harus menjadi teladan (role model). Dari pemimpin ber-AKHLAK baru kemudian mampu menjadikan AKHLAK sebagai budaya. Seperti contoh perusahaan besar di Amerika, Eropa, maupun Asia. Seperti GE, Shell, dan Toyota.

Para pemimpin harus mampu menerapkan Global Corporate Governance. Akuntabilitas, Responsiniliti, Transparansi, Fairness dan Etical Behaviour. Contoh pertamanya adalah Direksi dan Komisaris perusahaan.

Pemimpin juga harus mampu mencari peluang. “Sukses itu bukan pada problem solving, tapi exploring opportunity“.

Demikian yang mampu saya catat dari penyampaian Pak Tanri Abeng. Semoga cukup untuk dijadikan pelajaran.

Psikologis dan Manajerial

Saya dulu sering sampaikan“: Antusias, integritas. Antusias, Integritas. Antusias, Integritas.” Buka Pak Dahlan Iskan memulai pembicaraannya. “Sedangkan saat ini Akhlak, Akhlak, Akhlak“.

AKHLAK ini harus terlaksana. Karena dua hal. Pertama, kemauan besar Pak Menteri. Kedua, cukup waktu. Paling tidak masih ada empat tahun.

Paling penting adalah internalisasi buku AKHLAK untuk Negeri menjadi budaya perusahaan. Dan tidak butuh konsultan. Konsultannya adalah Pak Menteri sendiri. Soal training dan teknik internalisasi, baru Pak Ary Ginanjar yang bantu.

Ada dua hal yang menentukan internalisasi AKHLAK. Pertama adalah psikologis. Ini butuh suasana. Terlebih lagi masuk dari sisi religi. Harusnya mengena.

Kedua, manajerial. Bagaimana membuat tim agar sesuai dengan nilai-nilai AKHLAK. Apakah Level 1 (BOD) sudah diserahkan kepada orang yang sesuai dengan AKHLAK ini. Level II dan III apakah sudah sesuai dengan core valuenya.

Itu yang mampu saya (Wiyanto) tangkap. Tampaknya banyak juga yang terlewat.

Pak Erick Thohir, menyatakan AKHLAK dimulai dari pemimpinnya. Kemudian implementasinya bisa atau tidak. Terakhir, insan di perusahaan mau atau tidak diubah?!

Semoga kita semua dapat menjadi orang yang berakhlak. Sehingga negeri ini bisa menjadi baik. Sejahtera sebelum 2030,dan adidaya sebelum 2045. Paling penting adalah diridai Allah Subhanahu wa Ta’ala.

AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaborasi) tidak hanya untuk pemimpin. Tapi juga untuk yang dipimpin. Semoga (jika) kita pemimpin adalah pemimpin yang baik. Juga sebagai orang baik saat dipimpin.

Oh iya, buku AKHLAK untuk Negeri bisa dibeli di Tokopedia atau klik http://bit.ly/BukuAKHLAK.

(Wiyanto Sudarsono)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *