Hari ini, dua hari sebelum batas akhir pengecekan berkala, untuk aki mobil saya. Setelah 2 bulan lalu di ganti, agar tetap ada garansi. Jika tidak di cek berkala akan hangus garansinya.
Aki normal. Kan baru 2 bulan. Harusnya tidak ada masalah. 10 menit juga selesai.
“shock absorber tidak ada masalah pak?” Tanya mekanik, yang nampaknya berperan sebagai pemasar juga. Memang sudah gembludak sih. Saya merasakan bedanya sekali saat naik taksi online, dengan mobil jenis yang sama. Empuk.
“saya cek pak ya?” tawar sang mekanik. “Silakan”. jawab saya. Cek berlanjut.
“oli nampaknya waktunya ganti.” Seru mekanik yang lain. Sudah hitam sekali. Ia tidak akan tahu, di kilometer berapa harusnya ganti, karena tidak ada kertas bergantung di ruang kemudi saya.
Belum 10.000 KM sih, tapi sudah 10 bulan, batin saya. Harusnya meski tidak sampai 10.000 KM, tapi sudah 6 bulan, harusnya diganti. Demikian kata teknisi di bengkel resmi mobil saya.
“Ada Promo beli 2 gratis 2 pak, untuk oli. Dan 10% untuk shock, serta jasa diskon 50%”.
Lumayan itu. “Baiklah, ganti oli dan shocknya sekalian”. Jawab saya. 3 mekanik langsung beraksi.
Setiap Orang adalah Penjual, Katanya…
Demikian seharusnya pandangan setiap orang di dalam organisasi bisnis. Perusahaan. Setiap orang siap menjadi penjual, ketika bertemu pelanggan. Atau calon pelanggan. Yang terkadang kita tidak ketahui potensi pembeliannya.
Saya pikir, itu mengapa salah satu kompetensi utama (Hard Competence) yang harus dimiliki oleh setiap karyawan adalah pengetahuan produk. Dimanapun karyawan itu ditugaskan. Tidak hanya karyawan di lingkup pemasaran.
Sehingga setiap karyawan mampu menceritakan produk perusahaan dimana ia bekerja. Saat ngobrol-ngobrol dengan kawan atau jaringannya yang lain. Siapa tahu, kawannya tadi punya kawan yang membutuhkan produknya.
Mekanik tadi, jelas benar-benar menguasai teknik otomotif. Saya yakin itu. Paling tidak untuk bengkel yang berada di bawah naungan Astra Otopart.
Tapi mereka juga melaksanakan beberapa teknik penjualan. Dan pelayanan. Karena mereka menjual produk dan jasa sekaligus.
Sebaliknya, penjual, yang jelas-jelas aktivitasnya menjual tentu harus memahami teknik penggunaan produk yang dia jual.
Penjual pupuk, harus paham bagaimana penggunaan pupuk di sebanyak mungkin tanaman. Paling tidak di komoditas-komoditas di wilayah penjualannya.
Itu.
(Wiyanto Sudarsono)