Posted on Leave a comment

Martabak Kali

Khas situasi kota lama. Kota lama sekaligus pasar lama. Saya tidak mengetahui berapa usia daerah dan pasar ini.

Satu hal menarik, jalannya lebar. Terdapat semacam saluran pembuangan air ke bawah jalan. Katanya bawahnya ini sungai, atau kali.

Kehidupan sosial ekonominya juga terasa…. Ah sulit mencari kata yang pas. Anak-anak bermain sepeda dengan potongan kemasan air minum tersemat di roda belakang. Suaranya seperti suara sepeda motor. Mbreeeemmmm…..

Awan yang agak gelap menambah syahdu suasana. Saya tidak memiliki kenangan di daerah ini. Saya sedang mengukirnya. Bersama yang tercinta. Berburu kuliner yang baru kami temui di kota Gresik ini. Martabak usus pedas.

Pesanan akhirnya datang. Dua porsi Martabak usus. Baru separuh dimakan, hujan turun. Kami jeda sejenak untuk berpindah duduk di dalam kedai.

Daerah sini tidak banjir saat hujan besar?” Tanya saya kepada mbak penjual.
“Dulu ya. Sekarang tidak. Semenjak kalinya ditutup, tidak banjir lagi”.
Pantas saja jalannya jadi lebar. Kapan penutupan kali dilakukan?” Saya ingin tahu.
“Tahun… 2013 kalau tidak salah”.
Belum lama ya.” Tutup saya untuk kemudian  saya lanjut menikmati martabak usus yang mantap.

Sebuah daerah di gang pasar. Saya yakin banyak kisah dan cerita. Suka duka. Yang sebenarnya cukup menarik untuk digali dan diceritakan. Mungkin lain kali. Jika. Tidak keburu ditutup.

(Wiyanto Sudarsono)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *