Posted on Leave a comment

M. E. N. G. A. L. A. H

Serial Ada Cinta di Rumah

Oleh Wiyanto Sudarsono

Sayup-sayup teringat kisah pesan memesan antara seorang istri dengan ibu mertuanyi. Sebuah pesan untuk keutuhan.

Suamimu itu gampang marah. Kalau Ia lagi marah diemo. Nek dijawab, makin marah. Apalagi dibantah. Tapi marahnya itu cepat reda, nggak lama“. Pasan Sang Ibu mertua.
Njeh Mak.” Jawab menantu, ini pelan.
Nanti jika sudah tenang baru jelaskan, pasanganmu“. Pungkas mertua.

Ibu mertua ini menasihatkan untuk mengalah. Untuk jangan ikut marah. Agar mengambil sikap menjadi air bagi api kemarahan suami.

Marah itu salah. Apapun alasannya. Tapi melawan marah dengan marah adalah kesalahan kuadrat. Marah dan kesalahan hendaknya disikapi dengan kelembutan. Apalagi dalam rumah tangga.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada Rasulullah sekaligus sebagai pedoman bagi umatnya:

“Maka, berkat rahmat Allah engkau (Nabi Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekitarmu. Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (penting). … (Āli ‘Imrān [3]:159)

Mengalah bukan berarti kalah. Mengalah adalah pilihan untuk sebuah kebaikan dan keutuhan. Kalah adalah sebuah kondisi yang tak diinginkan.

Mengalah bukan hanya untuk istri kepada suami. Bahkan untuk suami lebih ditekankan. Menunjukkan kebijaksanaan dan kewibawaan.

(Wiyanto Sudarsono)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *