Posted on Leave a comment

Karya Gagal atau Gagal Berkarya?

Oleh: Wiyanto Sudarsono

Keduanya tidak enak. Keduanya menyakitkan. Namun ada sedikit perbedaan, pada penampakan maupun dalam rasa di jiwa si empunya (calon) karya.

Yang pertama, seseorang telah mampu berkarya. Menghasilkan sesuatu. Hanya saja karyanya gagal atau dianggap gagal. Gagal dengan dianggap gagal itu juga berbeda.

Karya masuk katagori karya gagal karena melanggar etika dan integritas. Misal karena ternyata plagiat. Bukan karya asli. Njiplak. Atau karya bersama namun dinyatakan sebagai karya pribadi. Sebelum dinilai orang sebagai “karya gagal”, sebenarnya lebih awal dirasakan oleh yang mengaku punya karya.

Kedua, karya dianggap gagal. Hanya dianggap. Misalnya tidak lalu dipasaran. Ini sebenarnya sangat relatif. Tergantung tujuan berkarya. Dan tergantung banyak faktor.

Saya setuju dengan Pak Yusuf Maulana (dalam Hikayat Karya Gagal) bahwa paling tidak, karya tidak gagal jika karya itu memberikan perubahan yang besar, meski bagi sedikit orang.

Buku Menarik Tentang Karya-Karya yang Gagal

Bagi saya, itu standar yang menarik. Bisa sangat kecil lingkupnya, bahkan bagi empunya karya. Penulis sendiri misalnya, jika karyanya adalah karya tulis.

Bagi pemula dalam berkarya tulis, seperti saya, standar keberhasilan yang sederhana itu membesarkan hati dan semangat. Minimal karya itu membuahkan perubahan bagi diri kita.

Lain lagi dengan kondisi gagal berkarya. Kondisi dimana keinginan (untuk berkarya) ada, namun tak kunjung sampai pada kenyataan. Banyak ide, tapi berhenti pada angan yang disesali. Jika si pemilik keinginan  punya rasa sesal.

Banyak alasan yang bisa dikemukakan. Meski semuanya dapat dipatahkan. Silakan ikuti kelas penulisan atau baca buku ringan nan asik di atas: Hikayat Karya Gagal. Mengupas mengapa karya dianggap gagal dan mengapa bisa gagal berkarya. Bisa ditemukan di marketplace terkemuka.

Saya mangalami sindrom gagal berkarya. Paling tidak dalam 13 hari terakhir ini. Saya tak punya alasan yang bisa dipertanggungjawabkan. Karena itu saya mulai lagi. Semoga berlanjut terus. Jangan biarkan kegagalan berkarya berkepanjangan.
Bismillah.

(Wiyanto Sudarsono)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *