Posted on

Jumat Berbagi Senyum

Serasa menjadi mahasiswa lagi. Hari ini. Meski tidak di kampus yang sama.

Berburu buku diskon. Dan ke masjid. Jumatan. Salat jumat. Bersama adik tercinta.

Masjid hari ini adalah Masjid Kampus UGM. Bukan di kampus saya. Belum. Saya alumni IPB. Orang menyebutnya Institut Pertanian Bogor, eh Pendidikan Bogor. Bukan, Perbankan Bogor. Bisa juga Pesantren Bogor. Pokoknya Institut Pleksibel Banget deh.

Jumat, memang berbeda dari hari yang lain. Istimewa. Terlebih lagi, bagi yang beragama Islam.

“Sebaik-baik hari dimana matahari terbit di saat itu adalah hari Jumat.”

Hari teristimewa. Sebagaimana potongan hadis Rasulullah sallallahu alaihi wasallam di atas. Diriwayatkan oleh Imam Muslim.

Orang-orangpun, berbeda ketika hari Jumat. Mirip dengan bulan Ramadhan, bulan puasa, dibanding bulan lainnya.

Sebagian mereka pada hari jumat, menambah porsi ibadah. Ibadah individu maupun ibadah sosial.

Sebagaimana sebuah komunitas yang menamakan diri Komunitas Jumat Berbagi Senyum. Indahnya.

Salah satu aktivitas mereka adalah berbagi senyum, eh makanan. Makan siang. Yang membuat kita tersenyum. Karena bahagia. Semua jamaah yang berkenan menerima, mendapatkannya. Di Masjid Kampus UGM tadi.

Menu yang saya dapatkan, nasi, sayur, dan lauk kesukaan saya. Telur balado. Mengingatkan saya dengan masakan di rumah. Nikmat sekali.

Pembagiannya di tempat penitipan sepatu. Atau penitipan tas dan jaket. Yang membagikan penjaganya. Yang terdiri ibu-ibu. Yang tidak wajib shalat jumat. Ramah sekali. Sopan sekali.

Jogja memang istimewa. Istimewa orangnya. Istimewa negerinya. Dengan segala keruetan sebagian orang di dalamnya. Atau lalu-lintasnya.

Semoga kita bisa meneladani Komunitas Jumat Berbagi senyum. Menuju umat yang saleh secara individu dan saleh secara sosial. Menjadi umat yang rahmatal lil alaamiin di era youtube, FB, IG, WA dan lainnya.

(Wiyanto Sudarsono)