Posted on Leave a comment

Epilog Mendengarkan

Seri Final, Mendengarkan untuk Melayani

Mendengarkan menjadi bagian terpenting bagi kita dalam memahami orang lain, termasuk pelanggan industri kita. Dengan memahami pelanggan kita dapat memberikan layanan terbaik. Hanya dengan keinginan dan ketrampilan mendengarkan, kita bisa memberikan layanan yang memuaskan.

Mendengarkan bukan sebuah bakat, atau kemampuan khusus. Ia adalah ketrampilan. Meningkat dengan latihan. Memahami konsep dan beberapa pengetahuan dalam mendengarkan, akan memberikan kelebihan dalam meningkatkan ketrampilan.

Sebagai epilog bab Mendengarkan untuk Melayani, saya ingin mengetengahkan tips dari buku Terampil Mendengarkan karya Muhammad Ibrahim An-Nughaimish. Tips yang menarik untuk disimak.
1. Jangan menebak apa yang hendak dikatakan lawan bicara kita. Dengarkanlah saja. Kita bisa salah menebak hama dan kebutuhan tanaman -atau banyak hal lainnya- jika tidak mendengarkan dengan saksama.
2. Jangan menyela. Bahkan jangan sampai ada keinginan menyela atau berbicara sebelum lawan selesai bicara. Selain tidak sopan. Ini akan mengganggu ritme dialog. Bisa jadi, keberatan kita akan pernyataan di awal dialog, akan terjawab kemudian. Jika kita sabar mendengarkan.

3. Jangan sibuk mengurusi ekspresi wajah. Perhatikan apa yang disampaikan. Itu akan membuat penilaian kita lebih jernih. Dan tidak menebak apa pikiran lawan bicara, sehingga mengganggu bangunan pemahaman kita.

4. Bayangkan poin-poin utama pembicaraan. Tuliskan jika dibutuhkan.

5. Jujur dalam mendengarkan. Jangan berpura-pura mendengarkan, akan ketahuan. Dari ekspresi, gestur, dan tanggapan yang kita berikan. Jika kita sudah memutuskan untuk mendengarkan maka jujurlah.
Semoga bermanfaat.
Walhamdulillahi rabbil ‘alamiin.

(WS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *