Salah satu refokus dari TK anak kami adalah membaca. Anak kami TK B. Satu jenjang sebelum SD. Tidak ada paksaan, sesuai kemampuan anak.
Membaca adalah sebuah ketrampilan yang wajib dimiliki manusia masa kini. Saya sepakat dengan pengelompokan membaca sebagai ketrampilan. Tidak butuh bakat untuk bisa membaca. Semua bisa belajar membaca. Asal mau. Asal ada yang mengajari.
Tentu jenjang TK adalah membaca dasar. Bahkan mungkin belum membaca dasar, tapi membunyikan simbol. Berupa huruf yang disusun dan bisa memunculkan bunyi. Bunyi simbol yang bermakna disebut membaca. Dimulai dari suku kata, membuktikan kata.
Membaca dasar setingkat lebih tinggi. Membunyikan dan mengetahui maknanya. Seperti, saya memakai topi. Bermakna, ada topi di atas kepala saya. Topinya bukan di bawah. Yang dipakai bukan sandal. Yang memakai saya, bukan Anda atau dia. Topinya dipakai, di kepala. Bukan dibawa di tangan.
Jika anak mampu memahami demikian, ia lulus membaca dasar. Dan siap memburu bahan bacaan untuk mendapat informasi, mengekspose, menyingkap informasi dari tulisan.
Itu membaca dasar. Level pertama membaca. Selanjutnya membaca inspeksional/ekspositori (ekspose) , Membaca Analitis, dan Terakhir Membaca Sintopikal. Anak lulusan SMA, atau seperti kita, paling tidak di membaca analisis. Membaca dan bisa sedikit anilisis dan kritis terhadap bacaan.
Membaca di level berapapun akan relatif mudah. Dibandingkan membaca hati manusia. Butuh ketrampilan lain untuk membaca hati.
Mari membaca. Iqra’!!! Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan.
(WS)