Posted on 2 Comments

Buruh Penjual

Terbit telat, Edisi Spesial 1 Mei, Hari Buruh Internasional

Buruh, dalam Bahasa Inggris labour. Saya mencoba mencari definisinya :
Bu.ruh : n. Orang yang bekerja untuk orang lain dengan mendapat upah; pekerja. (KBBI)

Labour. n. UK (us : Labor) : workers, especially people who do practical work with their hands:skilled/unskilled labour. (dictionary.cambridge.org)

Buruh, pekerja, worker, laborer, tenaga kerja atau karyawan pada dasarnya adalah manusia yang menggunakan tenaga dan kemampuannya untuk mendapatkan balasan berupa pendapatan baik berupa uang maupun bentuk lainya kepada Pemberi Kerja atau pengusaha atau majikan (Wikipedia).

Bahasa sederhananya, buruh adalah orang bayaran, orang yang dibayar. Bukan orang yang membayar orang lain. Bukan pengusaha, bukan bos. Selama kita bekerja untuk orang lain, dan mengharapkan upah, serta mendapatkan upah, berarti kita buruh.

Kaum pekerja (employee), yang membedakan dengan golongan pemberi kerja. Di masyarakat pertanian – – mungkin tempo doeloe– ada tuan tanah (pemilik lahan) dan penggarap. Penggarap inilah yang buruh.

Klasifikasi Buruh

Buruh, ternyata berkelas-kelas. Tidak dalam satu kelas yang sama. Itu sekilas dari yang nampak bagi saya. Saya akan mencoba membuat kelas. Saya tidak tahu sudah ada atau belum yang membuat klasifikasi ini, jika ada yang punya referensi bagus, bolehlah dibagi ke saya. Cukup judul buku dan penulisnya.

Klasifikasi akan saya lakukan berdasarkan cara pemberian upah, dan kemiripannya dengan cara mendapatkan penghasilan dari golongan sebelah, pengusaha, pemberian kerja, entrepreneur, tuan tanah. Penghasilan kelas ini, berfluktuasi. Bisa naik dan turun. Jika sedang bagus, akan naik, berplus-plus. Jika sedang turun, bisa minus.

Berikut klasifikasi saya. Sangat boleh diperdebatkan.

Level 1, Budak. Dibayar dengan makanan pokok saja. Ini nampaknya sudah tidak ada. Di zaman peperangan, yang kalah ditawan, dijadikan budak yang dimiliki oleh orang lain. Bisa diperjualbelikan.

Level 2, Yakni buruh yang diupah berapapun hasil kerja yang dihasilkannya. Hasil kerja banyak, hasil kerja sedikit, hasil kerja kualitas bagus, kualitas buruk, sama saja. Dibayar seperti itu. Jika sedikit atau jelek, risikonya tidak akan dipakai lagi. Metode pemberian upahnya bisa sistem harian, atau bulanan. Atau per hasil pekerjaanya. Per buah yang dihasilkan, per kg tau per ton yang diselesaikan.

Level 3. Buruh yang diupah secara variabel, bisa berbeda-beda, sesuai dengan hasil pekerjaan yang dilakukannya. Baik karena perbedaan jumlah yang dihasilkan ataupun kualitas yang dihasilkan.

Kemungkinan ada upah yang sifatnya tetap, yang digabungkan yang sifatnya variabel. Dan ada sedikit risiko pengurangan upah jika tidak tercapai suatu jumlah minimal tertentu.

Buruh Penjual?

Di bidang penjualan adakah perbedaan dan klasifikasi itu? Jika dari definisi, dan klasifikasi (pondasinya bisa jadi sangat labil), dunia penjualan pun tidak lepas darinya.

1. Jika kita menjual produk atau jasa yang kita buat sendiri, atau kita membeli suatu barang kemudian kita jual sendiri, dengan segala risikonya, berarti kita adalah pengusaha. Entrepreneur, bukan buruh.

2. Jika kita bekerja menjual barang orang lain, yang jika tidak laku, risiko ada di orang lain tersebut. Kita memperoleh upah dari aktivitas penjualan kita. Upah yang kita terima tetap, baik harian, mingguan, bulanan, atau tetap sesuai jumlah, saya pikir kita adalah buruh di level 2. Upah tetap atau komisi (murni) tetap.

3. Seperti nomor 2, tapi ada target bagi Penjual. Ada gaji tetap dan insentif, baik bonus atau komisi yang bersifat variabel sesuai kinerja penjualan yang kita hasilkan. Dan bahkan ada risiko tidak mendapatkan insentif sama sekali jika tidak mencapai target. Serta ada risiko tak berpenghasilan jika tidak melakukan kegiatan Penjualan.

Jika menggunakan, klasifikasi di atas, dan kita penjual, di level mana kita?

Di level manapun kita, sebaiknya kita memiliki sesuatu yang positif. Yang menjadikan kita layak sebagai penjual yang baik. Sebagai entrepreneur, entrepreneur yang baik, sebagai buruh penjual, jadi penjual yang baik.

Dan sebesar apapun dan setinggi apapun posisi kita di sebuah organisasi penjualan, Direktur, GM, Manager, Kepala Bagian, Supervisor, foreman, pelaksanaan atau apapun, dan sebesar apapun penghasilan kita, selama masih dibayar/diberi upah oleh orang lain, maka kita di kelompok yang sama : buruh. Atau mungkin, selama kita libur bekerja pada tanggal 1 Mei, kita masih buruh.

(Wiyanto Sudarsono)

2 thoughts on “Buruh Penjual

  1. I just wanted to develop a simple message so as to say thanks to you for these fabulous steps you are sharing at this website. My time intensive internet research has finally been recognized with reputable content to go over with my two friends. I would believe that many of us readers actually are very endowed to live in a notable network with so many brilliant professionals with beneficial tactics. I feel pretty fortunate to have come across the web pages and look forward to really more cool minutes reading here. Thanks a lot once more for a lot of things.

  2. Thank you so much for providing individuals with an extremely memorable chance to read from this site. It’s always so pleasing and also packed with a lot of fun for me and my office mates to visit your web site no less than thrice a week to study the new issues you will have. And definitely, I’m so always pleased concerning the beautiful suggestions you give. Certain two facts in this post are unequivocally the finest I have ever had.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *