Aplikasi pesan singkat WhatsApp (WA) mengajarkan saya tentang fairness. Keadilan dalam berpikir dan bersikap.
“Laporan dibaca (Read reciepts)” Adalah fitur yang saya maksud. Jika opsi ini dimatikan, Anda tidak dapat mengirim atau menerima Laporan dibaca. Laporan dibaca dikirim untuk chat grup. Di grup kita seperti ngobrol bareng di kedai kopi.
Fitur ini hidup ditandai dengan centang “biru dua”. Jika pesan terkirim dan sudah dibaca. Jika dimatikan, hanya centang dua jika terkirim. Tidak berwarna biru. Sehingga tidak tahu sudah dibaca atau belum.
Adil atau wajarnya adalah jika kita mematikan fitur ini, kita tidak akan ditandai sudah membaca pesan atau belum. Juga, pesan kita otomatis tidak akan ditandai sudah dibaca atau belum. Sama-sama. Tidak ingin terlihat, maka tidak bisa melihat.
Mungkin fitur ini untuk melindungi privasi atau sikap kita. Terkadang, memang sulit menanggapi suatu pesan. Karena sulit atau tidak sempat. Atau tidak ingin menyakit: sudah baca kok tidak balas. Sehingga kita tidak mau diketahui status sudah membaca atau belum.
Asiknya kita dapat mematikan fitur ini. Seolah kita berkata: “Saya tidak menanggapi bisa jadi karena saya belum baca”. Dan demikian pula sebaliknya.
Saya pribadi senang berkomunikasi via WA dengan lawan bicara yang mengaktifkan fitur “Laporan dibaca” alias centang biru. Saya berterima kasih. Saya memaknai komunikan (Rekan WA) yang bercentang biru dengan “saya siap berkomunitas dua arah. Anda tahu saya sudah baca WA Anda, demikian pula saya tahu jika pesan saya telah sampai.”. Masalah membalas atau tidak itu yang kedua. Bisa karena tidak perlu dibalas. Belum punya balasan. Atau karena terlewat, terlupa, dan siap diingatkan.
Terlebih bagi personel pemasaran. Ada kompetensi customer focus. Yang berguna untuk menerapkan layanan yang bertujuan memenuhi kebutuhan pelanggan dan organisasi.
Saya pernah dengan sengaja memberi apresiasi dengan rekan/kontak WA baru:
“Oh iya, saya sampaikan apresiasi karena Mbak mengaktifkan centang biru di WA. Bagi saya itu berharga dan berarti. Artinya siap berkomunikasi dua arah.” Tulis saya.
Saya juga sampaikan terima kasih kepada kawan-kawan yang mengaktifkan centang biru. Tentu dengan tetap menghargai pilihan bagi kawan yang menonaktifkan itu.
Centang biru dua bagi saya mungkin bermakna positif yang dinanti. Seperti garis dua dalam testpack. Ditunggu pasutri yang menantikannya.
(WS)