Episode Sisipan, Serial Catatan Seorang Penjual
Oleh Wiyanto Sudarsono
Gambar : spiritfm.net
Alhamdulillah, bisa menulis lagi. Setelah ehm……. 17 hari yang lalu. Sudah berganti tahun. Dari 2019 ke 2020.
Saya mengambil cuti di akhir tahun 2019. Dilanjutkan cuti 6 hari di awal tahun 2020.
Alhamdulillah, cuti saya lalui dengan lancar. Tanpa gangguan berarti.
Saya pun, menginstruksikan staf saya untuk ambil cuti juga. Rencanakan cutimu dan bahagiamu. Demikian harapan saya kepada seluruh staf.
Jangan ragu-ragu untuk cuti di akhir tahun. Lho kok bisa? bisa!! Capai target sebelum Desember, dan cutilah. Demikian yang saya sampai ke tim penjualan saya. Dulu.
Saya berharap saat ini, sebagian besar dari kita telah bergerak. Berjalan meninggalkan 2019. Dan bergerak maju memulai 2020. Termasuk meninggalkan hiruk pikuk di Tahun 2019.
Harus move on. Bayang-bayang 2019 harus segera dihilangkan. Agar tidak kehilangan momen.
Dunia penjualan, ganti tahun ganti semuanya. Target, aktivitas, program, dll. Seharusnya. Yang efektif tetap bisa dijalankan lagi. Mengulang kesuksesan.
Yang kurang berhasil, dievaluasi. Tapi jangan lama-lama. Tanggal terus membesar angkanya. Dari 1 ke 31. Bulan juga menua, dari 1 ke 12.
Menyemai Harap
Awal Januari 2020 waktu yang tepat untuk menyamai harapan. HOPE. Penjual adalah seseorang yang penuh harapan. Penjual tidak seharusnya berputus asa. Berputus asa berarti gagal.
Tahun baru, harapan baru. Lupakan masa lalu, terutama yang tidak enak. Meski tetap ada pelajaran yang bisa diambil.
HOPE terdiri dari dua hal besar. (1) Keinginan untuk berhasil dan (2) usaha untuk mencapai keinginan. Mari kita renungkan.
Penjual, juga harus PERCAYA DIRI (PD). Tepatnya Efficacy. Kemampuan untuk memunculkan hal-hal positif dalam diri. Terus bersemangat dalam mencapai hasil. Kepanjangan ah kalau didefinisikan.
Gambar : redbubble.com
Untuk PD membutuhkan (1) latihan. Pembiasaan. Sehingga mahir untuk PD.
Terkadang rasa minder, rendah diri muncul. Terlebih jika target tahun sebelumnya tidak tercapai. Tapi, (2) selalu ada ruang untuk perbaikan.
Berkumpullah dengan orang-orang yang bisa mengajak atau menjadikan kita PD. Karena (3) PD dipengaruhi oleh orang lain.
Penjual harus TANGGUH. Tidak hanya seorang yang jantan. Tangguh, tahan banting dan bermental baja – – yang tidak berkarat–.
Mampu bertahan dalam kondisi yang tidak menyenangkan, dapat bangkit lagi dan melewati kegagalan. Mari kita ingat kisah Bill Porter lagi.
Tahun ini, dan setiap tahun sebenarnya, bisa kita bisa mulai dan hadapi dengan OPTIMISME.
Optimisme dibangun dengan pandangan yang realistis dan fleksibel. Realistis dalam menetapkan target diri dan penjualan. Realistis yang berkemajuan. Realistis untuk terus dan harus tumbuh. Serta fleksibel dalam mengembangkan strategi sesuai kondisi saat ini.
Membangun optimis dapat dilakukan dengan (1) menghargai dan mengambil pelajaran dari masa lalu, (2) bersyukur dan menunjukan yang terbaik hari ini, dan (3) membangun masa depan dengan penetapan target yang realistis dan metode yang fleksibel.
Jika kita memulai 2020 dengan HARAPAN (HOPE), EFFICACY (PERCAYA DIRI), RESILIENCY (TANGGUH) DAN OPTIMISME, maka bersiaplah menjadi HERO dan memperoleh predikat SALES SUPERSTAR.
(Wiyanto Sudarsono)
Referensi : Materi PEP On Becoming Sales Superstar (Markplus Institute)
Another thing I have really noticed is the fact that for many people, bad credit is the response to circumstances above their control. One example is they may have been saddled with illness so that they have large bills going to collections. It may be due to a job loss or the inability to do the job. Sometimes divorce proceedings can send the financial circumstances in an opposite direction. Many thanks for sharing your thinking on this weblog.