Posted on Leave a comment

Aku menemukannya (lagi)

Belum ada yang mengajak kami untuk menggunakan kata ganti atau pronomina untuk benda secara spesifik. Yang dalam Bahasa Inggris adalah “it”.

Berbeda dengan pronomina orang ketiga. Yaitu ia dan -nya untuk pronomina orang ketiga laki-laki. Kemudian dia dan – nyi untuk kata ganti pronomina orang ketiga perempuan. Sudah ada yang mengajak.

Tujuannya agar dapat menerjemahkan “He” dan “Him” atau “She” dan “Her”. Secara tepat. Lihat ajakan itu di sini.

Pronomina “-nya” pada judul di atas (Aku Menemukannya), bukanlah menunjuk pada orang, apalagi wanita. Jika wanita saya akan tulis menemukannyi.

Pronomina tersebut menunjuk pada apa yang saya telah menantinya cukup lama. Mungkin 4 tahun. Ya, itu adalah buku.

Karya Seno Gumira Ajidarma. Nagabumi III. Saya pikir judulnya akan sama dengan Cersilbung (cerita silat bersambung) di Jawa Pos. Naga Jawa : Petualangan di Negeri Atap Langit. Ternyata berbeda.

Nagabumi III, Hidup dan Mati di Chang’an. Demikian judul buku ke III dari Pentalogi yang direncanakan untuk Nagabumi ini.

Nagabumi, bercerita tentang petualangan pendekar tanpa nama (Pandyakira Tan Pangaran). Dari Jawa, Kamboja, Myanmar sampai ke Tiongkok. Paling tidak itu sampai Nagabumi III ini.

Bertemu dan tentunya bertarung juga, dengan pendekar selama perjalanan. Termasuk bertemu dengan cinta.

Diceritakan dengan sudut pandang Pendekar tanpa nama sendiri. Yang saat menceritakannya telah berusia 102 tahun.

Nagabumi I-nya (Jurus Tanpa Bentuk), dengan halaman terakhir menunjuk angka 815. Cetakan pertama November 2009. Cetakan kedua di bulan yang sama. Laris. Saya menemukannya untuk kali pertama di Gramedia Makassar. Sedang diskon 35%. Di tahun 2012 atau 2013.Saya baca. Sampai selesai. Menarik.

Saya pun mencari Nagabumi II. Buddha, Pedang dan Penyamun Terbang. Lama tidak ketemu. Ke toko online, belum nemu. Stiap ke daerah saya ke Gramedia. Siapa tahu ada stok lama. Suatu saat, 2014 kalau tidak salah, ada toko buku online yang sediakan. Original, bukan reproduksi. Terbitan pertama, Januari 2011. Senang bukan main. Lebih tebal. Halaman terakhir yang memiliki nomor berangka 980.

Setelah beberapa kali membaca di Jawa Pos, dalam bentuk cersilbung, saya menanti terbitnya buku Nagabumi III.

Alhamdulillah, ketemu. Di Bali, 21 November 2019. Empat pekan setelah peluncurannya di Ubud Writers and Readers Festival 2019 pada 24 Oktober 2019.

Nagabumi III, Hidup Mati di Chang’an. Jelas terbitan pertamanya Oktober 2019. Tebal, lebih tebal dari 2 jilid sebelumnya, 1. 107 halaman bernomor angka.

Menarik sekali. Nagabumi ini.

Semua diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama (GPU). Dan termasuk buku dengan kategori pembaca berusia 17+.

(Wiyanto Sudarsono)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *