Posted on Leave a comment

AKHLAK Manusia

(Bukan Resensi)

Dua buku sudah mendarat dengan selamat. Keduanya tentang sifat manusia. Tujuannya membangun sifat positif dan kebaikan. Pemikiran, polah, maupun sekadar cara pandang.

Buku Pertama, tentang para tokoh fenomenal setiap zaman. Tentu pilihan sepenuhnya sesuai pemikiran penulis.

Judulnya: Tokoh-tokoh Fenomenal Penggetar Nalar. Ditulis oleh Yusuf Maulana. Tiba dengan tiga buku lainnya. Dari penulis yang sama. Lengkap dengan kutipan singkat.

Bacaan sisi lain, memetik hikmah“. Tulisan tangan tinta hitam dari kurator buku lawa ls keislaman di Samben Library, Bantul, DIY. Oh ya, beliau penulis ini adalah Editor yang telah berbaik hati menyunting buku MANTAP.

Mengulas sebagian sisi tokoh yang dianggap fenomenal dari peradaban lampau hingga kini. Sayap kanan maupun kiri. Dunia maupun dekat kita, Indonesia.

Kita diajak memetik hikmah dan inspirasi dari tokoh. Baik untuk ditiru, diteladani, ataupun jangan sampai menjejaki langkah serupa. Sekelumit yang saya baca, ada yang memberikan sudut pandangan berbeda dari yang jamak telah ada.

Tokohnya, fenomenalnya, kemudian hikmah, teladan atau nilai yang dapat kita petik. Asik sekali penuturannya. Banyak pilihan kata tak biasa. Sesekali membuka KBBI digital. Menggelitik kompetensi kita berbahasa Indonesia.

Buki Kedua adalah AKHLAK untuk NEGERI. Buku yang secara resmi di luncurkan pada 6 Januari 2021. Melalui zoominar (silakan baca Belajar AKHLAK). Dengan pembicara utama adalah Eric Thohir Menteri BUMN ke-9 selaku penulis.

Buku yang ditulis bersama dengan Ary Ginanjar Agustian dari ESQ. Mengajak kita menyelami nilai nilai inti BUMN. Yang terangkum dalam AKHLAK.

Tiga bagian. Fondasi, penjelasan dan panduan perilaku, serta contoh atau inspirasi AKHLAK.

Berbeda dengan buku yang pertama, buku AKHLAK untuk Negeri memberikan dan menekankan nilai, baru kemudian contohnya. Kalau yang pertama, contoh orang atau perilakunya baru hikmahnya.

Tampaknya perpaduan kedua buku tersebut, akan mengisi sebagian waktu beberapa hari atau minggu ke depan. Menjadi daftar tunggu. Menggeser buku lain. Yang harus saya kembalikan ke lemari dan berubah status: belum dibaca.

Ini bukan resensi. Hanya sebuah catatan dari membaca inspeksional. Buka sana-sini. Dan saya memutuskan: saya harus lanjutkan membacanya. Bismillah.

(Wiyanto Sudarsono)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *