Meski bukan bulan Oktober (Bulan Bahasa Indonesia), saya tergelitik untuk menulis tentang kata baku dan kata tak baku. Ya, bulan ini bertepatan dengan bulan Syawal 1445 Hijriah. Bulan dimana ada hari Raya besar umat Islam seluruh dunia.
Hari raya tahunan pertama umat Islam: Idulfitri (yang kedua adalah Iduladha). Penulisan Idulfitri adalah topik kita kali ini.
Ada banyak versi penulisan Idulfitri. “Idulfitri” adalah salah satu diantaranya. Ada Idul Fitri, Iedul Fitri, Idul Fithri, dan berbagai variasinya. Kata tersebut merupakan transliterasi dari kata dalam bahasa Arab. Sehingga, yang paling tepat penulisannya adalah dengan huruf Hijaiah. Ini mirip dengan polemik seputar penulisan “insyaallah” pada beberapa waktu yang lampau.
Ternyata bahasa Indonesia sudah menyerap kata tersebut menjadi kata baku dalam bahasa Indonesia yaitu:
Idulftri; I.dul.fit.ri; bentuk tidak baku: idul fitri: n hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal setelah selesai menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadan.
Selamat Hari Raya Idulfitri 1445 H.
Taqabbalallahu minnaa wa minkum.
Makassar, 2 Syawal 1445 H
WS